My Lovely, Ajeng
ubuh mereka. Ersya, adalah satu dari pria yang sedang ada di lantai dansa. Ia kembali ke tempat duduk dan m
gi, dong," rajuk sang w
lakukan kerja sama. Kamu pikir akum au lama-lama jauh dari kamu?" Ersya mencolek dagu wanita
menggelayut maja di leher Ersya. Menyan
hari Honey, setelah itu kita bersama lagi," bisik Ersya di telinga wanita itu. E
cara. "Jangan percaya Sania, tahu sendiri lah kamu gimana pacarmu itu," imbuh pria
gitu," balas Ersya sambil melempar Anton dengan kulit kac
u berdiri dan duduk di sofa di samping Ersya. Lalu
uar kota bukan?" tanya
elebarkan sayap ke seantero nusantara." Anton memberi komenta
ia belum waktunya untuk menyerahkan tampuk pimpinan ke tanganku." Ersya melakukan hal
a visi untuk prospek perusahaan." Anton menenangkan kegalauan yang didengar di suara Ersya. Ia kenal Ersya sudah l
Ersya memilih tak melanjutkan kata-katanya dan menggeleng fr
ngan beliau." Anton mencebik. Ia meraih kacang kin
S2 di luar negeri." Ersya merunggut sambil memalingkan wajah pada
rdiri. Semakin malam kondisi disko
*
Ia sudah mencoba menghubungi Dhiajeng beberapa kali, teleponnya selalu sibuk. Beberapa pasang mata ya
raan yang biasa mengantar Dhiajeng akan muncul. Alih-alih itu sebuah taksi berhenti
ya, nun
dengan gaun cantik warna biru berdiri di depannya. "Ajeng ... aku pikir kamu lupa." Haf
taksi," jelasnya. "Aku nggak mungkin ingkar janj
"Beneran Mas Aldo belum punya sekreta
Dhiajeng sambil tersenyum. Mereka melintasi lobi kantor dengan cepat dan mencapai tangga. "Tadi aku telepon Mas Aldo dia ada keperluan
retaris terlihat rapi dan kosong. Ruangan berukuran 5x5 meter itu kosong. Dhiajeng langsung d
Hafizha berkata sambil m
akan nyekik kamu sama pertanyaan yang nggak bisa dijawab, ok?" yakin D
ngan lengannya tergulung hingga sik
epat ke arah Dhiajeng. Sekilas diliriknya Hafizha
ak lupa pada Hafizha yang juga berdiri di hadapan mereka berdua. "Masih ingat sama
fizha sambil menggulurkan tanga
tersenyum sambil menu
uat jadi sekretaris. Izha biasa jadi sekreta
tar. "Sudah berapa lama jadi
gannya wawancara kerja bukanlah sebuah obrolan santai seperti yang b
ini. Artinya kualifikasi kamu bagus." Aldo tersenyum
ngarkan kembali angkat bicara. "Waktu kuliah, nilai Hafizha it
muan diluar. Kamu bisa langsung pelajari berkasnya? Sebenarnya saya benar-benar kerepota
ajuan ini berhasil. Ada beberapa factor yang membuat Hafizha yakin soal itu. "Tentu saja, Bisa saya
ngkulan Aldo dan mencondongkan diri ke arah Hafizha. "Tolong pastikan Ma
trinya itu dengan gemas. Hafizha hanya tersenyum