All About Safira
an langkahnya, mereka lalu memutar tubu
il di depannya, Fian mendongak menatap Arfan lalu beralih ke
an lalu mendekap erat anak kecil itu. 'Seandainya kandunga
n yang mengalir tanpa izin, "kata mama jadi cowok harus kuat," sambung Fian yang l
uk di mobil bangku belakang membuka jendela, lalu mela
n," ucap nyonya Fani seraya membalas lambaian tangan Fian
kul pundak sang mama dan mengusap pelan, Arfan menyandarkan kepa
mu kecil, matanya persis seperti kamu,
teman mama, seru?" Arfan mencob
n menuntun sang mama menuju mobil dan menuntunnya duduk di bangku depan. Kemudian
in mobilnya, nyonya Fani menggeleng "tidak langsung pulang saja, nanti mama mau telepon Fian
an Arfan masih berkutat tentang siapa anak kecil yang bernama Fian tersebut, satu sisi hatinya ingin menca
i rumah ini mereka tinggal dengan beberapa asisten rumah tangga. Papa
saat mendengar deru mobil Arfan langsun
rang kesayangannya nampak, Mayang berg
di lantai bawah, sebenarnya lantai nyonya Fani ada di lantai atas tapi dirinya terlalu lelah jika harus
a di lengan kekar sang suami, dirinya
ghempaskan tubuhnya di atas sofa, Mayang hanya m
. Mau ketemu teman lama?" Mayang meny
tanpa menoleh kearah Mayang, kepalanya bersa
alau sibuk ngga usah," jawab Mayang lalu agak menja
ah manager di perusahaan AS'grup. Karena sang ayah Arfan masih menjabat sebagai atasan mereka, dan aya
dan kepintaran Mayang, dirinya di angkat menjadi karyawan. Dan di sanalah mereka mulai dekat, entah angin
ti. Mereka tetap setuju walau tahu asal Mayang dari yayasan yatim piatu, bagi mereka itu tidak penting. Sing
ra memiliki anak, sempat Arfan berinisiatif mengadopsi anak t
enyetujui itu, namun Arfan dan nyonya Fani menolak dengan meminta mereka bersabar. Hingga usi
enyebabnya. Dan tuan Sanny langsung meninggal begitu dia sampai di rumah sakit setelah deng
nya di depan wajah Mayang dan m
melamun?" tanya Arfan sambil mengelus ram
erdiri lalu mengulurkan tangannya
Mayang yang menyadari langsung bertanya, "mama kenapa makannya sed
dan menatap Arfan serta Mayang bergantian, "mama duluan ya," pamitnya lalu mendo
cemberut, kaya menghindar dari aku gitu,"
rfan mencoba menghibur Mayang, Arfan tahu penyebab sang mama uring-uringan, yaitu Fi
i ucapan Arfan dan lalu mereka
dan berisirahat, Mayang berharap sang mama hanya be
-teman nyonya Fani pasti mengajak cucu mer
hnya menghadap sang suami yang
melihat mama selalu bersedih melihat teman sebayanya sudah menimang cucu," Mayang berkata dengan tenang walau dalam