My Name is Tara
. Entah mengapa aku harus dipanggil dengan nama itu, p
tku susah untuk meninggalkan tempat itu. Namun,
pat masa kecil di mana kasih sayang yang tidak kudapatkan
ndiri, bukan hanya padaku, tetapi pada semua an
ru
merasakan sakit pa
an bajuku." Seorang pemuda marah-ma
gak sengaja," ucap
ersihi
h tambah kotor lagi," t
a sudah menawarkan bantuan
akuan jelek, batinku merutuk pemuda sombong yang berdiri di
alkan pemuda sombong itu. "E-e-eh, mau ke mana k
i? Tadi kan udah, nggak terima, kan? Udah aku tawarin buat d
da itu menengadahkan telapak tangan
kotor sedikit kok, dicuci j
i kemeja mahal. Aku pakai ini buat
mangnya dengan bentakan seperti itu, aku baka
ama ortu aja pake baju rapih,
am
ng..
n itu menghentikan amarahnya. Kudengar, pemuda itu menjawa
kerja. Untung kepala bagian cleaning service orangnya baik, aku hany
. Aku tidak mau selalu merepotkan ayah dan bunda. Usiaku sudah cukup untuk mencari uang un
ungkin saat itu usiaku baru satu bulan atau bahkan baru dilahirkan.
ng beberapa menit sebelum jam kerja," ucap Ziva, sah
a cacing pengganggu d
g peng
gobrol mulu." Tegur Bu Nadia -
kup terkejut dengan kedatan
i bu Nadia, aku kembali meng
liha
banget, s
rektur yang baru datang har
l dir
gaku. Sangat mengganggu sekali, apalagi di
ok-
diri di sebelah kiri, dia adalah wakil direktur yang aka
Toh, bukan urusanku. Tugasku hanya memastikan s
tuh," ujar Ziva, mengambil al
aru beberapa menit bu Nadia baru saja menegu
tah ada hal apa yang membuatnya mema
-tok
as
ya?" tanyaku, duduk pada kursi y
a bukan lagi pak Satya. Jadi, mulai besok kamu yan
Bu? Bukannya suda
direktur yang baru minta diganti karyawan ber
apa harus
n, direktur utama di kantor ini. Mema
. Saya tid
amu langsung naik ke lanta
mendapat perintah da
erapa peralatan yang dibutuhkan, sebelu
gil kamu?" tanya Ziva langsung men
h ganti lok
ksudnya ... dipin
"Ke lantai paling atas. Katanya perminta
pa wakil direkt
ang minta aku buat pi
i si
terakhirku membuat Z
langsung berjalan menuju lift kary
untuk langsung membersihkan ruangan wak
ada jawaban yang kudapatkan. Aku pun membe
berpikir lagi, aku mulai melakukan tugas. T
ri lantai atas," seruku, mengagumi peman
ya
uara gelas kaca yang
pa i
teriakku, saat tangan ses
semakin ketakutan saat tangan
ncoba melepaskan cengkraman
Aku cuma mau minta bant
ekal lengan dan membekapku dari belakang. Siapa