O'd Lotus (Klub Pacar Sewaan)
ikan laporan evaluasi un
Maniknya masih fokus menatap layar komputer di dep
Tayana memutar kursi dudukya, menatap Vania
umen yang Tayana kirimkan dan membacanya dengan seksama. Tayana sudah kembali memutar kursinya ke
Sepertinya aku membutuh
ingkat itu. Wajah tampan dari si pengirim p
selalu sengg
an ponselnya kembali di mej
ini di Restaurant Oa
O
aun warna biru
otkan
kali lipat dari yang
tuj
ngit dalam lemari pakaian di apartemen miliknya. Dia baru membeli beberapa gaun minggu lalu. Merah muda, putih, violet
ana berbicara dalam hati. Menimbang seje
tidak boleh menghamburkan uang lagi sampai bulan depa
imana
kan gaun biru langit selutut tanpa lengan. Rambutnya dibuat sedikit bergelombang. Untuk riasan, gadis dengan tinggi 167 sentimet
ah lama
Dia mengenakan kemeja dengan warna se
lima menit ya
sudah ia lepas di atas tubuh Tayana. Membiarkan jas it
lih-alih memikirkan perilaku aneh Davin yang mendadak
. Dia baru saja da
gan pemuda itu. Mereka berdua melanjutka
na Davin, mungkin Tayana yang notabene hanya karyawan dari perusahaan penyew
ibuat kagum dengan aksen lantai bergaya peranakan milik Oantis. Itu menyatu dengan set meja dan kursi yang b
pakaian serba putih m
dengan nada yang ramah. Sejenis ucapan yang sudah mend
mengan
lakukan pengecekan, Tuan. Ata
n Mah
ang. Lantas segera memberitahukan kami lokasi meja p
jukkan meja pesa
un, belum genap langkah mereka tiba pada meja pesanan, seorang wanita paruh baya dengan pakaian mewah
k Davin sekilas. Lantas tatapannya langsung berali
meng
a R
sembari mengulurkan tangan. "
aki untuk kemudia kembali lagi menatap manik gadis itu.
a, Tanteny
seperti penilaian penampilan bagi Tayana,
ose?" Winda kembali
vin, menunggu kode dari pemuda itu. mengerti
rusahaan multinasion
sud. Diusianya yang sudah tak lagi muda, Winda sudah sukses dan berhasil dengan karirnya sebagai desainer ternama. Wanita itu mempunyai puluhan cabang bu
dan kesuksesannya itu. Dia pernah mengalami trauma hebat dalam pernikahan di usia mudanya sehingga setelah perceraian itu, dia sama sekali tidak berniat
kan, sepertinya selera fash
ramah. "Mau bagaimana lagi? Caroline sepert
a dengan sebelah al
oli
un fan de
essionne par toutes le
terg
saja, Rose. Maafkan aku." Winda kini
at, Dav." Winda menepuk bahu Davin. "Rose begit
arang, siapapun pasti akan berpikir demikian. Tidak tahu saja kalau gadis yang katanya berkelas dan setara dengan p
i, kapan gadis itu belajar bahasa Francis?" Davin membatin. D
u akan me
E