Me And My Choice
s itu masih terpejam pulas dalam mimpinya. Untung saja h
alya dari luar sam
embiarkan Diana tertidur. Kalya pikir Diana
elihat jam yang berdiri di atas nakasnya. Kemudian, Dian
anya aja bangunin!" dengkus Diana samb
lepon masuk. Diana pikir itu dar
av?" sap
e Chicedo, yu
k bisa, lo sama Oli
u, ya? O
a lalu keluar kamar denga
ntik sekali. Mau ke
g cantik, Bunda
Bunda sebentar lagi
akit yang berbeda sama rumah sakit t
hati, ya!" Diana m
r Diana tetap aman. Dia mengundang orang suruh
ik-baik!" titah Danis
ur 17 tahun, sekolah di SMAN 0
ngan Anda, Tuan?
Y
au kalian suruhan saya. Lakukan apa pun hingga dia tid
b mereka berdua lalu per
Fiko yang sedang mendorong seseorang menggunakan kursi roda yang tak lain adalah ibunya
ru tahu ternyata Fiko sibuk mengurus ibunya yang sedang sakit, s
nanti," gumamnya lalu
gsung memperlihatkan Dendra
nang. Namun, Dendra mengalih
embawaku ke sini
na sambil melang
ti saja?" dercak Dendra dengan sed
dikaitkan sambil meremas
pa pun! Kenapa kamu melakukannya?" ucap D
anggung jawab akan itu. Maaf juga karena telah men
u terus men
mu 2 kali saja," ja
Sama
ebih baik?" tanya
uk kecil setela
dengan saya. Jangan membuat keamananmu terganggu,
Diana memin
dia akan terancam. Jadi, menjauhlah dariku
tertangkap," ucap
Dendra
rakmu sudah tertan
baskan saja dia lagipula ini sal
a-sia dong usahaku," dengkus Diana sambil menaikkan dagunya k
eluaranmu? Akan sa
api aku akan mengganti uang Pak Danis unt
ek!" Dendra hendak berjalan ke ara
anya Anda mengataiku saat Anda sendiri sed
i seperti sekarang ini. Saya terlalu kuat gadis kecil," balasnya santai. "Cepat
ngajarkanku apa itu usaha yang sia-sia. Terima kasih." Diana meninggalkan ruangan Dendra dengan perasaan campur aduk. Sebena
etertawai dirinya sendiri saat s
ri samping. Ia menengok untuk mema
ik
kabar lo?" tanya Fiko
? Em, maaf Fik, semalam gue nggak angk
elalu baik, kok. L
sakit," jawab Diana ya
jenguk orang sakit la
...
ja, ya?" Fiko menunjuk kursi pa
ung. Mungkin karena lama tidak be
kit?" tanya Fiko m
nya. "Em, orang. Kamu nggak perlu tahu,
afin gu
, bu
jarang ada waktu buat temu
ngerti dengan keadaannya. "Harusnya gue yang minta maaf, ibu lo sakit malahan gue ng
bukan itu alasannya,"
E
et sama lo, dia cemburu. Jadi, g
sing
" Fiko terus
, siapa itu?" Diana penasaran dengan pac
elum minum obat, gu
an Diana seorang diri dengan rasa pen
ana sembari menatap tajam punggu
mah Lava, tetapi sebelum itu Diana mene
kamu dengan saya?" seru Dendra de
Tua. Aku tidak sengaja, maaf-maaf." Diana langs