icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Teman Kos

Bab 3 Telur Manis

Jumlah Kata:1216    |    Dirilis Pada: 08/09/2022

a itu masih berusaha mengatur napasnya setelah melarikan diri dari penggemarnya dan menaiki tangga berbentuk zig-zag menuju la

tabak panasnya bawa masuk! Tangg

!" celetuk Jeje begitu ia membuk

buku-buku ini? Buat diketik jadi

edang berduaan dengan seorang Hans, pemilik predikat jomlo akut. Bisa saja Julia telah menaruh rasa kasihan dan menjalin hu

, Je? Perut udah minta diisi. P

enuh banget? Tuh pipi tambah chubby makan yang manis-manis terus. Udah malam juga, metabolismenya terlalu berat. Jauh lebi

mong, seperti ketika ia begitu cerewetnya berbicara kepada Lia. Si gadis memang cukup chubby meski tubuhnya itu belum bisa di

isi itu lebih penting, dibandingk

i yang mau saja direcoki, percayalah konten-konten itu tidak akan tercipta. Mestinya makan malam setiap harinya ditanggung ole

lik kos seperti sudah menerapkan kekeluargaan meski tidak ditulis hitam di atas putih. Kas hanya untuk kebutuhan itu dan ga

danya. Pemilik mulut pedas terkadang lebih memahami. Untung saja bukan hanya mereka berdua yang bermulut pedas dan saling menge

nak-anak belum pada pulang? M

a pulang, suasana panas di kama

pada dinding kamar nomor delapan. Posisi itu adalah yang paling nyaman ketika menyimak ketikan Lia yang duduk menghadap arah

yang pintunya mengarah ke selatan. Setelah menyerahkan martabak untuk Lia, dia memang sengaja bergabung bersama dengan

ni. Harusnya nama di makalah satu aja. Disuruh buat power-point juga ngakunya nggak bisa. Sungguh beruntung sekali bisa mendap

pahami saat presentasi, jika bukan seorang Hans, siapa? Iya deh, besok-besok kalau kita ditakdirkan untuk satu kelompok lagi bakal

itu dianugerahi bibir yang jika tersenyum akan berbentuk menyerupai bentuk hati. Rasanya cukup jarang ditemukan bibir yang be

deh. Seperti ada hawa-hawa negat

uda itu memakan potongan besar martabak telur yang dibeli Jeje. Jujur, ia sendiri setuju dengan perkataan tukang pembuat ko

ungguh tidak cocok itu begitu jelas terlihat kusut. Geli! Jijik! Mandi, gih! Sebelum aroma-aroma tidak enak semakin memenuhi k

rus diselesaikan dan dituntaskan bersama seorang Lia di kamar tertutup. Menjelang penuntasan, tiba-tiba ada suara cempreng me

di depannya. Potongan besar terus saja dimakan oleh Hans dan membuat Lia berdecak sebal. Padahal, Jeje membelikan martabak it

akasih lho, bantuannya cukup membantu meski nggak terlalu. Buku-buku referensinya bawa sekalian. Bisa jadi pajangan di kamar no

r martabak telur yang dibeli oleh Jeje. Pemuda itu pergi menuju kamar nomor sepuluh tepat di samping kamar yang dihuni oleh L

g membuka kamar. Kamar itu ada hampir di sudut bangunan, menyisakan satu buah kamar lagi yang benar-benar terletak di sudu

g baru disapanya pasti berubah sebaliknya jika dalam suasana hati yang sedang bagus. Bukankah rata-rata orang seperti itu? Han

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka