Teman Kos
a itu masih berusaha mengatur napasnya setelah melarikan diri dari penggemarnya dan menaiki tangga berbentuk zig-zag menuju la
tabak panasnya bawa masuk! Tangg
!" celetuk Jeje begitu ia membuk
buku-buku ini? Buat diketik jadi
edang berduaan dengan seorang Hans, pemilik predikat jomlo akut. Bisa saja Julia telah menaruh rasa kasihan dan menjalin hu
, Je? Perut udah minta diisi. P
enuh banget? Tuh pipi tambah chubby makan yang manis-manis terus. Udah malam juga, metabolismenya terlalu berat. Jauh lebi
mong, seperti ketika ia begitu cerewetnya berbicara kepada Lia. Si gadis memang cukup chubby meski tubuhnya itu belum bisa di
isi itu lebih penting, dibandingk
i yang mau saja direcoki, percayalah konten-konten itu tidak akan tercipta. Mestinya makan malam setiap harinya ditanggung ole
lik kos seperti sudah menerapkan kekeluargaan meski tidak ditulis hitam di atas putih. Kas hanya untuk kebutuhan itu dan ga
danya. Pemilik mulut pedas terkadang lebih memahami. Untung saja bukan hanya mereka berdua yang bermulut pedas dan saling menge
nak-anak belum pada pulang? M
a pulang, suasana panas di kama
pada dinding kamar nomor delapan. Posisi itu adalah yang paling nyaman ketika menyimak ketikan Lia yang duduk menghadap arah
yang pintunya mengarah ke selatan. Setelah menyerahkan martabak untuk Lia, dia memang sengaja bergabung bersama dengan
ni. Harusnya nama di makalah satu aja. Disuruh buat power-point juga ngakunya nggak bisa. Sungguh beruntung sekali bisa mendap
pahami saat presentasi, jika bukan seorang Hans, siapa? Iya deh, besok-besok kalau kita ditakdirkan untuk satu kelompok lagi bakal
itu dianugerahi bibir yang jika tersenyum akan berbentuk menyerupai bentuk hati. Rasanya cukup jarang ditemukan bibir yang be
deh. Seperti ada hawa-hawa negat
uda itu memakan potongan besar martabak telur yang dibeli Jeje. Jujur, ia sendiri setuju dengan perkataan tukang pembuat ko
ungguh tidak cocok itu begitu jelas terlihat kusut. Geli! Jijik! Mandi, gih! Sebelum aroma-aroma tidak enak semakin memenuhi k
rus diselesaikan dan dituntaskan bersama seorang Lia di kamar tertutup. Menjelang penuntasan, tiba-tiba ada suara cempreng me
di depannya. Potongan besar terus saja dimakan oleh Hans dan membuat Lia berdecak sebal. Padahal, Jeje membelikan martabak it
akasih lho, bantuannya cukup membantu meski nggak terlalu. Buku-buku referensinya bawa sekalian. Bisa jadi pajangan di kamar no
r martabak telur yang dibeli oleh Jeje. Pemuda itu pergi menuju kamar nomor sepuluh tepat di samping kamar yang dihuni oleh L
g membuka kamar. Kamar itu ada hampir di sudut bangunan, menyisakan satu buah kamar lagi yang benar-benar terletak di sudu
g baru disapanya pasti berubah sebaliknya jika dalam suasana hati yang sedang bagus. Bukankah rata-rata orang seperti itu? Han