(Bukan) Wanita Mandul
, ya! Aku bukan pencuri!"
ri. Padahal memang benar, ucapan Kinar sama sekali tak s
arangan menuduhnya sebagai pencuri!" Arvin b
ar. Wanita itu hanya menggelengkan kepalanya, dan merasa j
etakkan totebag yang dibawanya di atas lant
entara itu Kinar belum mau menghentikan langkahnya. Hingga
" Kinar merampas sesuatu dari leher De
kubeli dari hasil kerjaku sendiri." Kinar mengulurka
menggeram menatap tajam wa
evita bangkit dan berusaha untuk merebut
vita!" bentak
ghentikan aktivitasnya untuk
, hm? Jawab, jujur!" tanya Arvin
justru memarahinya di hadapan Kinar. Itu sama ha
kamarmu, Mas! Puas, hah!" sahut Devita e
lancang, sih!" keluh Arvin.
ni akan menjadi milikku! Jadi, kalung itu adalah milikku!"
dengan uangnya sendiri!" Arvin menegaskan pada
alung ini, ya?" Kinar berdecak seraya m
eh ucapan Kinar. Ia bahkan tak dapat menga
gangkang doang!" sindir Kinar. Ucapannya sangat pedas dan berhasil menyentil hati kecil Devita
ku yang dulu
buta menyerang Kinar, tapi Arvin menahan tubuhnya. Ia meracau de
an dan makian yang terlontar dari mulut Devita. Kinar seakan berpura-p
rgi, Kinar sempat berbali
tetangga dan ketua RT. Nggak malu ya? Eh, aku lupa, kalian 'kan urat malunya udah putus
dengar sindiran telak yang dilontarkan oleh Kina
an di depan Kinar." Arvin mengempaskan tubuh Devita di sofa.
kalung itu, hm, kenapa! It
u sen pun yang dipakai untuk membeli kalung itu!" Arvin m
Kinar juga sudah berubah. Tatapan lembut dan wajah teduh Kinar telah berubah sepenuhnya. Sekar
ng seperti milik Kinar sialan itu!" Devita terus menerus
akan permintaan Devita. Padahal, dia sendiri belum yakin bisa membelikannya. Dengan gaji ya
embali cerah kala mendengar ucapan Arvin
jari kelingkingnya sebagai tanda untuk mengikat janji. Arvin sempat ragu, n
nimpanya. Arvin hanya ingin tenang sekarang. Ia tak mau diganggu dengan
Ini sudah malam," ujar Arvin setelah be
ah," tolak Devita manja. Ia
ar apa kata Kinar tadi? Gimana kalau kita digerebek sama tetangga? Nggak l
saat ini tidaklah bagus. Arvin khawatir jika mereka akan lebih percaya jika dirinya
uk pulang ke kosannya. Ia hanya mau di sini atau di rumah Bu Intan. Tasya dan De
kan menikah setelah sidang perceraianku dan Kinar terjadi. Oke?" Arvin mengelua
aku," ujarnya bersungut-sungut. Wanita itu segera beranjak keluar dari r
Arvin hanya bergeming dan tak berminat menghentikan kepergian Devita. Ia bahkan tak
erat baginya. Dimulai dari mendaftarkan gugatan cerai, kedatangan Devita yang tiba-tiba,
a melihat adegan mesra itu. Ia sampai tak memedulikan rasa lapar yang men
Kinar adalah hal yang tepat. Ah, entahlah." Arvin
ika saja Kinar mau dimadu, mungkin Arvin tidak akan sepusing ini. Tapi, kenyataannya ad
ya pasrah dan mau menerima dengan ikhlas kehadiran Devita. Tapi, ny
sayangnya masih utuh menjadi milik Kinar. Tetapi, Arvin juga tak mau ja
ah tangganya dengan Kinar dan melepaskan Devita. Tapi, ia tak berkutik saat dari b
in menggerutu pelan sambil menatap langit-langi
*