(Bukan) Wanita Mandul
ya. Sepersekian detik kemudian tubuh mereka saling merapat. Tamu
da kabar hari ini?" tanya gadis itu dengan
embalas pelukan tiba-tiba itu. Tubuhny
suka ya lihat aku?" tanya Devita
rumah Arvin. Padahal, lelaki itu tak pernah memintanya untuk datang apalagi
elum putusan cerai terjadi. Orang-orang pasti tidak akan percaya ucapannya lag
ya melerai pelukan Devita. Gadis itu mendengus kesal
sini. Tak lain karena saat ini, Ia sedang tak ingin diganggu termasuk
n, kamu juga nggak ada kabar seharian
n tak berniat meny
ita langsung nyelonong masuk ke dalam rumah Arvin s
pasrah dengan sikap Devita yan
aratkan pantatnya di atas sofa. Bunga-bunga di
pekik Devita dengan raut wajah tak suka menatap bunga-bunga cantik yang kini
ga untuk dipajang di ruang tamu rumah mereka. Arvin memaklumi hal itu sebagai upa
uskannya dengan keras. "Kalau kamu mau, b
sa kesal dengan jawaban Arvin yang mal
, itu 'kan kotor," sahutnya manja, berdalih aga
rumah ini akan kamu tempati kalau kita su
h deh, aku yang buang sam
jadi miliknya sebentar lagi. Jadi, dengan mengabaikan rasa jijik dia pun merai
, Devita menghampiri Arvin yang masih dudu
itu. Apa benar itu, Mas?" tanya Devita langsung deng
Lalu, merebahkan kepalanya di bahu Arvin. Lelaki itu ta
soal itu?" balas dan tanya balik Arvin pads De
dan terkesan merendahkan. Seperti yang Devita ucapkan tadi. H
'kan kalau kamu udah gugat cerai dia, Mas?" tanya
knya itulah yang dirinya inginkan. Menjadi satu-satunya rau di rumah ini. Ah, padahal jadi istri ke
ngkin sebentar lagi surat untuk sidang pertama kami
ersedih gitu?" protes Devita. Gadis itu kini mengu
kan apa yang kamu inginkan sejak dulu. Kinar mana bisa memberinya untukmu, 'kan?"
ng pernah mengencaninya dulu. Sungguh sebuah keberuntungan b
dengan aktivitas Devita. Sentuhan demi sentuhan
u. Hingga keduanya berakhir saling memagut deng
u sempat memalingkan wajahnya sejenak. Dia berniat me
an jantungnya, Kinar pun berdehem
cepat. Arvin membulatkan matanya tak menyangka jika Kinar
terlepas dan menyadari kehadiran Kinar yang berdiri di depan
at tatapan mata Kinar begitu t
a ke udara seraya mengisyaratkan pada Arvin untuk
barangku di kamar," sergah Kinar. Raut wajahnya begitu tenang.
etap menegakkan bahunya terutama di hadapan Arvin dan k
apa saja yang tertinggal," uc
at kentara terlihat jelas di matanya. Ingin rasanya ia meraih tubuh Kinar dan m
angi punggung Kinar yang mengh
ih," sungut Devita memprotes Arvin y
ri yang pernah mendampingiku selama lima tahun," jelas Arvin m
gimana coba?" tuduh Devita. Ia masih berhar
yang seperti itu. Aku sangat mengenaln
t berubah hanya sekian de
uhnya yang macam-macam,
ah. Ia memutar bo
dibiarkan! Dia harus menjadi milikku.' Devita menggeram dalam hatinya samb
tu kamarnya dengan membawa satu totebag
u. Kinar menghentikan langkahnya lalu menatap mereka secara berga
an jerih payahku hilang, Mas?" tanya Kinar c
barangmu," sahut Arvin bingung karena memang dia
il yang mengambilnya," ucap Kinar
? Rumah ini kemalingan, gi
rupa seringaian tajam. Bahkan Arvin pun belum per
a gundikmu, Mas!"
erhenti berkeringat dingin pun mendongak.
ncuri, hah!" teria
*