(Bukan) Wanita Mandul
taknya lumayan dekat dengan rumah yang selama ini ditempatinya bersama Arvin. Me
n rumah ini jarang ditempati olehnya. Akan tetapi, Kinar selalu rutin membersihkannya. Setidaknya semingg
aminya. Hingga membuat Laras nekat pergi dari rumah Arvin. Orang ketiga sudah ikut campur dal
setelah mengantarkan Devi
a. Namun, sama sek
dikunci, dasar ceroboh!" umpatnya saat
rnah didatangi lagi. Saat perang dingin itu terjadi, Arvin memang memilih tidur di kamar t
uga akan pulang dengan sendirinya," decaknya percaya diri. Ia yaki
hat berapa lama kamu b
akan kembali setelah kemarahannya mereda. Walaupun ini pertama kalinya Kinar meninggalkan rumah da
agetkan Kinar. Ia yang tengah menyeruput o
ersedak," ujar Kinar seraya
dari tadi. Lagi ada masalah ya sama Arvin?" Pria
in menceritakan detail permasalahannya dengan sang suami. Tak ingin mengu
ani menyindir halus Kinar. Wanita itu memang sengaja dat
rusaha mencairkan suasana. Ia tahu jika s
k mau mengakui jika memang lagu itu ber
upakan pemilik Cafe itu. Usianya masih muda, 27 tahun, tapi jiwa pebisnisny
inar memandang Ghani. Hanya sebagai sahabat. Tapi, lain halnya dengan lelaki itu. Kinar adalah seorang wanita
cair. Kinar pun seakan melupakan masalah yang tengah menderanya da
elarangnya untuk tidak pernah menemui Ghani apa pun alasannya. Dan itu semua karen
i seorang lelaki. Hanya saja Kinar tidak pernah mengerti dan peka pada perasaan Ghani. Itu sem
menurut meski sempat melawan dengan berdalih jika Ghani dan dirinya tak me
u kenal sama kamu," tolak Kinar kala itu. Mereka berdebat kecil
lu dekat sama dia, Ki," tu
ama. Mana mungkin aku tiba-tiba ngejauh dari dia!" Kinar mas
saja kamu dekat!" bentak Arvin meninggi. Kinar sempat
uk sesaat. Mungkin kali ini ia harus mengalah dan menuruti per
idaknya aku akan menjaga jarak dengannya." Kinar berucap lirih.
ngnya." Arvin bernapas lega k
lam pernikahan Arvin dan Kinar sedang diuji. Dan k
menatap nyalang keakraban Kinar dan Ghani. Ia duduk tak jau
alu mengarahkan kamera ponselnya untuk memotret keber
berapi-api seraya memancarkan senyuman sinis. Ia segera meningga
ada ibu dan kakaknya. Ya, gadis itu adalah Tasya, adik ipar
itu, Ia baru saja selesai makan malam. Lantas segera ber
ya, ibu mertua serta adik iparnya berdiri di hadapannya. Ta
Arvin beruja
aa
r pipi istrinya sangat keras. Wanita itu sampai