(Bukan) Wanita Mandul
ak, Ki. Mengingat profesimu yang seorang biduan itu!" k
makian yang dilontarkan ibu mertuanya. Mereka sudah kembali pulang ke rumah. Tapi, Bu I
h Bu Intan tanpa henti. Mengabaikan perasaan Kinar yang pasti akan ter
ulung dia merasa bertanggung jawab atas kehidupan ibu dan adiknya. Apalagi Tasya yang beranja
isa apa? Apa yang bisa kami lakukan sekarang selain berdoa dan berusaha." Kinar menyahut omelan ibu
an ke dokter, biar jelas siapa yang mandul!" ketu
jika rahimnya sama sekali tidak bermasalah, tapi
e rumahnya. Ia meninggalkan Kinar mematung di tempatnya. Wanita itu menu
ekan kuat dadanya yang berdebar karena b
mpangnya yang rupawan terlihat kuyu. Lelaki itu masuk ke rumahnya denga
ampiri suaminya yang sedang bersandar d
ngat. Tangannya terulur untuk sekedar memberi pijatan kecil
gat. Kinar mengernyit heran
lah di kantor? Kenap
," jawabny
kenap
lalu menatap lekat wajah jelita
tanya Arvin menohok. Kinar yakin pasti m
ku nggak ngerasa bertengka
salah anak, 'kan? Kenapa kamu nggak diam saja dan iya
ta ada yang mandul, Mas. Aku nggak
ila! Aku bisa buktikan kalau aku nggak mandu
eremas ujung bajunya karena ia
a. Lelaki itu membuang wajahnya ke arah lain
l, hah!" Kinar mencelos. Walaupun dia sudah tahu perselingkuhan su
Aku capek!" kelitnya, tanpa be
nggak pernah mau memeriksakan diri ke dokter. Hanya aku! Aku yang selalu pergi ke dokter un
in segera beranjak meninggalkan Kinar. Lelaki itu tak
k tahu lagi bagaimana agar membuat Arvin mengaku telah berselingkuh. Dengan begitu ia tak
rvin, keduanya sama-sama gengsi untuk berbicara lebih dulu. Namun, Kinar tetap melakukan kewajibannya sebag
lamanya mereka saling diam, dan tak berusaha menyelesaikan masalah dengan bicara dari hati ke hati. Malam itu justru Arvin men
rumah ini?" Pikiran Kinar mulai kalut. Ketiganya saling
vita calon istri kedua suam
rnama Devita itu. Gadis itu justru membalas tat
i wajah selingkuhan suaminya. Karena Kinar tak pernah mencari tahu saat suaminya telah
atap nanar suaminya. Berpura-pura terkejut deng
u akan menikahi Devita dengan atau ta
"Menikahlah! Asal ceraikan aku dulu. Aku nggak sudi di madu!" ujar
bentak Arvin meninggi. Ini kesekian kalinya Kinar mendengar be
nita itu menatap tajam ke arah ket
aja nasibmu punya adik madu!" Bu Intan menimpal
suami ibu minta izin untuk menikah lagi, hm?" Kin
karang rasanya Kinar menyesal. Karena diamnya serasa tak berguna. Satu-satunya hal yang
mu.
ak
s pada Kinar. Wanita itu memegangi pipinya yang terasa panas akibat tam