That XX
sta
tapi itu memang resiko yang harus kuterima sejak memutuskan untuk menggeluti bidang ini. Hanya saja, kadang aku memang merasa it
i. Mungkin sekitar dua tahun yang lalu ketika pertama aku memulai, dan setelah memasuki
alian boleh mempercayainya, boleh juga tidak, memang seperti itu tujuan gosip, kan? Tergantung bagaimana kepercayaan kalian. Tapi, jika aku bisa member
gin melancarkan karierku, tapi aku menolak opsi itu. Selama aku bisa berusaha, kenapa aku harus menempuh ja
agi giliran kamu
ang kurang. Aku segera berjalan menuju set pemotretan, aku biasanya menunggu giliran pemotretanku di set pemot
di sampingku. Mbak Nimas ini manajerku, yang mengatur sem
nyaku balik. Ini hanya pemotretan s
ganteng banget, kamu ke
ernah mendengar namanya, atau mungkin model baru? Aku hanya menggel
aja. Belum sempat Mbak Nimas menjawab kalimatku, aku sudah di panggil untuk giliranku. Tak lama kemudian, seorang pria muda juga masuk ke dalam
ka, hanya pria itu yang tertampan menurutku. Kami sudah cukup sering bertemu untuk urusan pekerjaan,
ng terjadi dan juga aku yang mulai mengetahui tentang dirinya. Hingga saat ini, perasaan itu belum hilang. Sud
mati, rasanya sangat membahagiakan. Kalau kalian belum pernah mencoba, mungkin ada baiknya kalian mencoba. Lain kali
da putih-putihnya. Pelit banget
ba, kayak kamu bisa leb
pot-repot beli semangka. Mending juga ap
jadi cewek. Pantes j
dong, situ j
eperti ini. Ini hari sabtu siang, dan setiap hari itu kami memiliki ritual untuk berkumpul bertiga. Entah itu di rumahku, atau apartemen Tamara. Jangan di ta
an siang kami, dapurku benar-benar akan menjadi kapal pecah jika itu terjadi. Opsi teraman h
kannya?' tanyaku masi
na abis itu makan b
h cuci muka, jadi kita langsung aja. Lap
al makanan, karena aku memang harus menjaga bentuk tubuhku. Ia akan membiarkanku untuk melakukan cheating day hanya di saat l
n, menjadi tamu untuk beberapa acara televisi dan juga tawaran lainnya. Ya, aku sesib
t Tamara yang menatapku denga
, gak ada niatan buat pacar
bersahabat? Delapan tahun? Sembilan tahun? Kami bertemu dan menjadi sahabat akrab sejak menjadi mah
n kamu mau n
ampe berdebu gara-gara nungguin cow
ntu, yang sudah pasti itu adalah kurir yang mengantarkan makanan. Tak lama kemudia
en makan ap
�M
etap saja McD bukan pilihan terbaik, aku sangat menenta
rit kamu, kok. Aku udah pesenin bebek
jahilan dan kadang sangat sulit di control, liar juga dan sangat melebihi diriku untuk masalah yang satu itu. Kami adalah dua orang
kan tentang keputusan yang harus aku ambil, dan aku kebingungan. Aku adalah orang yang sangat berpikir pan
gera memutuskan. Ada positif dan juga negatifnya. Positifnya, dia sangat percaya diri dan juga bertanggung jawab pada keputusannya. Negatif
gak beliin makanan favorit aku juga?"
enal di
bih banyak menyaksikan perkelahian dan juga tindak kekerasan seperti ini. Jadi, ya jangan he
gebetan, Nas?
ersama bebek ini. Hal ini juga membuatku salah tingkah, pasalnya aku tak pernah membicarakan masalah ini ketika ada Dean
na, nih? Kok aku
lakukan les pada mulut dan juga pembicaraan ya
dekate kalian nanti." Tamara menaikturunkan kedua alisnya seperti tadi, mun
nteng. Tapi ya gitu, sampe sekarang gak ada perkembangannya. Masa sampe sekarang mere
ngatkan aku untuk menyiapkan lakban j
aku masih belu
emberi tatapan mematikan pada Tamara yang hanya cengengesan di te
maka jangan heran jika lokasiku tak jauh dari pemotretan dan juga rumah. Di antara banyaknya ja
alan-jalan jika hari liburku,
entingan tentang koneksi yang kumiliki untuk mendapatkan pekerjaan, dan aku sangat lelah jika harus menjelask
Nas?" tany
emotretan untuk brand perhiasan yang di miliki oleh salah satu artis lokal. Dengan mengenakan cocktail dress
n dan beragam alat penunjang lainnya, aku sangat familiar dengan semua itu. Tapi, bukan itu masalahnya. Pria di balik len
alan menghampiriku. Aku benar-benar tak siap kali ini, wajahku pasti sudah memerah, di
abar,
uga Ana. Tapi pria ini, ia dengan lancangnya memanggilku Renjani, atau Jani agar lebih pendek, yang
alau Mas yang jadi fotografe
engingat akan menjalani pemotretan, maka aku ingin pings
yang asli punya urusan pribadi yang gak bis
alinya. Jadi, jika kalian masih ingat obrolanku kemarin dengan Tamara tentang gebetan, pria di depanku ini adalah obje
a. Pertemuan terakhir kami sekitar enam bulan yang lalu, masih sama sebagai fotografer dan model. Kupikir aku tak
kan? Kita mu
u tak berlebihan, karena memang itu yang kurasakan setiap kali kami bertemu, setiap kali ia tersenyum pad
dari jauh saja sudah membuatku bahagia. Mungkin nanti, jika aku sudah siap, aku