Gairah Istri Kelima Juragan
*
ma terkejut. Jantungnya berdebar sangat keras. Dengan gemetar ialin
ut ikal legam menelan ludah. Tangannya jugsuam
ang. I-i
ria dengan tinggi du
Bang Jampang," j
aku ke sini. Kau selalu mengata
g. Saya ndak b
juta. Bayar atau kalau tidak ...." sahut Jampang dengan tat
r. Tapi tolong beri waktu lagi. S
engah duduk bersimpuh. Pria besar tinggi dengan k
olah melihat ibunya bersimpuh sambil menangis, tak tingg
il yang ada di luar rumah beberapa kali. Membuat p
ku bu ...." ucapnya mencengkram k
olonggg!" Malini
g. Ada pencuri!" teriak
engan sangat mudah. Beberapa orang sudah terlihat ber
yak empat puluh juta beserta bunganya. Apa kau paham? Jika tidak
ukan. Tak mempedulikan tatapan mata orang-orang kampung sepeninggal Jampang. Ada yang merasa kasihan.
Apa orang itu
aan tak menentu. Terbersit bagaimana nanti kehidupan i
k Malini. Membantu Kan
lelah bekerja di rumah dan mengurus Su
. Menahan sepasang manik ma
enggantung pakaian sekolahnya dan menyiapkan buku untuk esok hari. Sem
i dalamnya ada gambar dirinya, Prabawa, Malini dan Suma yang masih bayi. Betapa bahagianya
ya yang sedang bercumbu mesra dengan seorang wanita dengan bedak
ghilang sekejap mata. Namun, tak bisa. Sekuat tenaga ia berusaha menata hati da
an!" teriak Malini
dengan kaos lusuhnya. Menarik naf
Kanaya menyiapkan
ya sedang menangis. Hatinya kembali nelangsa. Tapi ia tahu harus kuat setelah ini. Tak boleh ber
u sedang kesusahan. Ada baiknya mencari pekerjaan agar bisa mencici
r itu masih termenung bahkan ketika Kanay
yang juga ikut makan. Anak-anaknya adalah anak yang bai
Kenapa m
pa. Ayo-ayo mak
kali," puji Kanaya. Malini terseny
embali. Yang terpenting bagiku saat ini ada
nuang air putih dari kendi ke dalam cangki
memikirkan mau dibuatkan
riak Suma senang. Matan
sekali Suma menginginkan makanan
kah Suma nda
gen makan
Nanti ib
makan tempe dan tahu saja. Atau sesekali sama endog. Sayur bening juga ena
..." lirih bibi
nyak di kebun samping. Kita ting
au kebun kecilnya menghasilkan berbagai macam sayuran hijau. Y
a banyak,
sa untuk kita. Di sekolah tadi juga Pak Guru mengajarkan bagaima
ng di depan sumur katrol. Suma sedang bermain dengan mobilan truk kayunya. Sementar
. "Kalau ibu nanti malam berjualan di pasar bagaiman
da Allah. Memangny
ya sayur-sayuran di keb
aiknya ibu izin d
tis seketika. Teringat wajah Moko, kakak suaminya yang terk
as. Ya, memang bapak yang menanamnya. Tapi ini kan rumahnya Mbah Putr
asan tahun itu terlihat bijak dan dewasa. Ia
bicara sama Wak Moko,
bersih. Malini mengajak Suma untuk main di atas tikar
kebaya batik sederhana untuk menuju sebuah rumah yang bisa di bilang cukup besar bila d
gan beberapa perempuan lain. Mereka sedang membicarakan akan mengada
ngin dianggap kaya dan berada oleh orang lain. Ta
imah sambik membenahi kerudung hijaunya. Memb
u bertemu Mas
nah. Ada apa?" selidik Wal
u minta i
a oleh teman-temannya. Membuat Malini malu dan menundukkan wajahnya. Ta
il sayuran di kebun samp
di kebun
, Mb
inkan dan akan kusampaikan kepada M
Terima kasi
malas. Memberi kode dengan
ndang mahal itu. Melanjutkan pembicaraan mereka mengenai acara mal
yang ikut disebut-sebut. Na
*