Dewa Pedang
segera membalikkan tubuhnya. Tanpa banyak bertanya lagi, dia
rang ini, tubuhnya tidak lagi terasa ngilu dan sakit seperti hari kemar
hnya seperti meningkat. Meskipun peningkatannya tidak ter
perti ini. Dan dia benar-benar me
rjadi? Kenapa pula dia meras
bisa dia lakukan secara terus menerus. Selain daripada itu, secara tiba-tiba sepasan
, dia masih ingat dengan ucapan kakek tua tadi yang menyuruhnya unt
rang manusia adalah selalu merasa
ang manusia. Manusia biasa ya
u memilih untuk men
a hal tersebut, gerakan tubuh pemuda itu secara tiba-tiba berhenti total. Untunglah Caraka berhe
impi?" gumamn
anlah mimpi. Tapi kalau dibilang bukan mimpi, Caraka merasa b
berdiri dengan kokoh, sekarang ternyata te
l itu bis
ang pasti, saat ini di tempat tersebut masih terlihat ada asap putih
a sekali. Caraka memasang wajah bingung. Dia tidak ha
Caraka mendengar adanya suara pertarungan. Suara itu sangat jelas. Dan menuru
ba-tiba saja dia melesa
ang sebelumnya dikata
hh!
ga ke titik tertinggi. Sehingga hanya dalam waktu
bali. Bahkan keterkejutan yang sekarang, rasanya le
dunia persilatan. Meskipun dirinya tidak mengenal siapa saja mereka, namun pada hakikatnya, dia tahu b
betapa hebat dan ganasnya setiap serangan y
juga tidak ada yang sia-sia. Selain daripada itu, terlihat juga bahwa me
Wushh!!!
erus berkelebat
juh macam jurus berbeda berkelebat dengan bebas. Tujuh senja
k hebat. Tubuhnya yang sudah tua renta telah dipenuh
rsilatan yang menyerangnya makin gencar. Mereka juga makin
yang ditentukan, maka k
! Cras
yembur ke tengah udara. Si kakek tua menjerit te
menahan sakit. D
ak. Luka itu diakibatkan oleh sebatang golo
okoh persilatan lainnya tidak bisa tinggal diam saja. Mereka pun son
!! Wu
gat pekat. Si kakek tua tercekat. Dia tahu, saat
!!! Cr
ketika beberapa senjata lawan kembali berha
tidak sanggup lagi. Jangankan untuk melanjutkan pertarungan
basahi seluruh tubuh. Debu-debu yang sejak tadi mengepul, kini malah menempel
mereka belum ada yang bicara. Semuanya masih diam. Namun meskipun bi
a kali. Entah apa maksudnya. Karena yang mengerti akan
ng berlangsung di depan matanya tersebut. Sudah cukup lama dia bersabar dan menahan
uga menahan diri agar ti
rkan serangan beruntun dan mengenai tubuh si kakek tua dengan telak, saat
raman itu sangat perlahan, tapi bagi tujuh orang tokoh persilatan seperti mere
dan tangkap dia!" perintah s
rus. Tangan kanannya menggenggam sebatang tongkat bercabang. Dalam
hh!
itu, tubuhnya langsung meluncur dengan cepat ke depan san