icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Dewa Pedang

Bab 9 Hancurnya Gubuk Tua

Jumlah Kata:1059    |    Dirilis Pada: 20/08/2022

segera membalikkan tubuhnya. Tanpa banyak bertanya lagi, dia

rang ini, tubuhnya tidak lagi terasa ngilu dan sakit seperti hari kemar

hnya seperti meningkat. Meskipun peningkatannya tidak ter

perti ini. Dan dia benar-benar me

rjadi? Kenapa pula dia meras

bisa dia lakukan secara terus menerus. Selain daripada itu, secara tiba-tiba sepasan

, dia masih ingat dengan ucapan kakek tua tadi yang menyuruhnya unt

rang manusia adalah selalu merasa

ang manusia. Manusia biasa ya

u memilih untuk men

a hal tersebut, gerakan tubuh pemuda itu secara tiba-tiba berhenti total. Untunglah Caraka berhe

impi?" gumamn

anlah mimpi. Tapi kalau dibilang bukan mimpi, Caraka merasa b

berdiri dengan kokoh, sekarang ternyata te

l itu bis

ang pasti, saat ini di tempat tersebut masih terlihat ada asap putih

a sekali. Caraka memasang wajah bingung. Dia tidak ha

Caraka mendengar adanya suara pertarungan. Suara itu sangat jelas. Dan menuru

ba-tiba saja dia melesa

ang sebelumnya dikata

hh!

ga ke titik tertinggi. Sehingga hanya dalam waktu

bali. Bahkan keterkejutan yang sekarang, rasanya le

dunia persilatan. Meskipun dirinya tidak mengenal siapa saja mereka, namun pada hakikatnya, dia tahu b

betapa hebat dan ganasnya setiap serangan y

juga tidak ada yang sia-sia. Selain daripada itu, terlihat juga bahwa me

Wushh!!!

erus berkelebat

juh macam jurus berbeda berkelebat dengan bebas. Tujuh senja

k hebat. Tubuhnya yang sudah tua renta telah dipenuh

rsilatan yang menyerangnya makin gencar. Mereka juga makin

yang ditentukan, maka k

! Cras

yembur ke tengah udara. Si kakek tua menjerit te

menahan sakit. D

ak. Luka itu diakibatkan oleh sebatang golo

okoh persilatan lainnya tidak bisa tinggal diam saja. Mereka pun son

!! Wu

gat pekat. Si kakek tua tercekat. Dia tahu, saat

!!! Cr

ketika beberapa senjata lawan kembali berha

tidak sanggup lagi. Jangankan untuk melanjutkan pertarungan

basahi seluruh tubuh. Debu-debu yang sejak tadi mengepul, kini malah menempel

mereka belum ada yang bicara. Semuanya masih diam. Namun meskipun bi

a kali. Entah apa maksudnya. Karena yang mengerti akan

ng berlangsung di depan matanya tersebut. Sudah cukup lama dia bersabar dan menahan

uga menahan diri agar ti

rkan serangan beruntun dan mengenai tubuh si kakek tua dengan telak, saat

raman itu sangat perlahan, tapi bagi tujuh orang tokoh persilatan seperti mere

dan tangkap dia!" perintah s

rus. Tangan kanannya menggenggam sebatang tongkat bercabang. Dalam

hh!

itu, tubuhnya langsung meluncur dengan cepat ke depan san

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka