Dewa Pedang
kk
barusan dilayangkan dengan pengerahan tenaga dalam. Sehingga walau hanya s
dan hidungnya. Pemuda itu juga merasaka kalau da
bergelak. Mereka langsung melompat ke depan dan seketika itu juga melaya
atang bertubi-tubi dan menimbulkan rasa sakit yang tidak se
akan mengganggu konsentrasi kedua orang tuany
araka Candra hanya bisa m
dan ibunya? Kenapa dia hanya
unculan. Bayangan orang-orang yang d
a tidak mampu berbuat apa-apa lagi. Tubuhn
memang su
engangkat goloknya setinggi mungkin. Mereka berniat
tt
au berhasil, serangan tersebut pasti akan
ntukan itu, tiba-tiba dari samping kanan
!!! Sr
hh
Kedua orang tadi tersurut mundur ke belakang. Pada dadanya
itam Dari
irinya. Di saat-saat duelnya melawan Ranu Brata, Ketua
ak akan membiarkan anaknya tewas. Apalag
g tega menyaksikan
Tentu dirinya juga tidak akan m
ng genting tersebut, dia berusaha membebas
gga dia pun berhasil pula menyelam
ndakan yang telah dia lakukan itu merupakan satu t
. Awal dari kekalahan se
etika dirinya membalikkan badan, dia mendapati bahwa Ranu Bra
tt
batu yang dilemparkan
angnya usaha itu sia-sia. Sebab sebelum dia berhasil melakuk
rr
itik keemasan itu merupakan debu yang tadi sempat diambil oleh Ranu Brata.
t, tapi terkadang yang sesaat itu
sangat
bb!
sebelah kiri. Tepat di bagian jantung. Golok i
Hitam Dari Selatan melototkan matanya. Mulutnya terbuka, se
luarkan suara sepert
gka!" kata Ranu Brata dengan
lebih dalam goloknya. Membuat Ketua Adiy
teramat sangat. Sekejap kemudian, Pedang Lemas Sembilan Titik milikn
uh, nyawa
a bahwa "jika pendekar pedang kehilangan pedangnya, ma
Dari Selatan tel
mengetahui bahwa lawannya sudah tewas. Setela
engeroyok Pendekar Bunga Mawar Biru, saat
annya. Sayangnya, perlawanan yang dia lakukan tidak bisa maksimal. Sebab saat in
setiap luka tersebut. Nyai Diah
aga yang keluar. Setelah pertarungannya mencapai jurus kedelapan puluh empat, tiga ba
!!! Sl
h .
ya langsung memandang ke arah tiga golok terseb
alian
keluar dari mulutnya. Tida
langsung ambruk ke tanah. Nyai Diah telah tewas. Tewas menyusul
n tidak sampai satu helaan nafas saja. Berbeda d
ksikan kedua orang tuanya dibunuh di depan mata. Pemuda itu me
ak, hakikatnya tetap sama saja. Yang su
bunuh!" teriak Caraka
at orang tersebut. Tapi sebelum Caraka berhasil melakukannya
ng. Bahkan kembali jatu
idungnya, keluar s
u lalu mencengkeram kerah baju Caraka Ca
ternama, ternyata tidak mampu melakukan
!! Bru
raka Candra dengan kencang hing
ujarnya memberikan peri