Suami Pilihan
ng yang baru dikenalnya. Dengan masih diambang kebingungan, pandangan Melati terarah ke pria itu. Dia menatapnya dengan perasaan campur aduk, beberapa saat kemudian menundu
nya. Dia hendak mengulurkan tangan untuk menghibur Melati. Tapi tak sampai pada niatnya, Zein kembali menarik tangan dan mengurungkan keinginannya.
. Walau begitu Zein masih da
kan kalimat apa yang hendak diucapkannya. Pria itu m
lati menoleh. Hanya menoleh tan
ekerjaan kamu." Zein menunduk. Dia tidak menyanga
ndangannya kemudian terarah lurus ke
papun." Melati tidak dapat berbohong. Hatinya terus menjurus ke arah menutup diri. Dia masih takut jika orang mengetahui identita
gut-mangg
pan suatu perkara, ada satu Dzat yang tetap akan mengetahui segalanya. Semua tentangmu, setiap masala
terfokus dengan apa yang dikatakan oleh Zein barus
n pertanyaan. Dia sengaja memberikan tawaran itu karena tahu
nya berkerut, mencoba menebak siapa geran
dengan seorang paranormal? A
an diambilnya. Dia terbiasa memilih-memilah dan mengukur ending yang
resi itu, Ze
canda. Apalagi sebatas mengenalkanm
sontak melotot tajam ke arah Zein. Apalagi ketika mobil yang m
untuk orang Islam? Kenapa anda memba
tahu ini adalah temp
aya mengetahuinya. Memangnya apa
itulah yang diinginkan pria itu. Kemudian keluarlah dua orang lain dari dalam masjid. Ke
Zein menatap Melati, tanpa berkedip. Melati pun demik
sanya tidak asing saja di telinganya. Zein sendiri me
ibadah dari umat Islam. Apa itu artinya, dia akan mengajakku masuk ke agamanya? Islam itu bukankah...'
jar sholawat?" tanyanya lirih.
menatap Melati dengan tajam, "Darimana kamu mengetahuinya?"
yakit Leukimia yang dideritanya." Melati menunduk. Sekelebat bayangan mengenai kebersamaannya deng
ontar dari otaknya semakin bercabang. Tapi dirinya sadar, masih banyak tugas ya
mal ibadah beliau diterima di sisi-Nya. Oh iy
A
engangg
orang yang menunggu Zein tadi harus memotong pembicaraan mereka. Bukan bermaksud apap
rsiapan s
uk, "Baiklah,
Tanya Zein
i untuk berjalan mengikutinya. Mereka memasuki masjid itu. Di dalamnya
pkan." Zein memberi titah yang
lah, Wa asyhadu anna m
nya, walau sedik
n Allah, dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Alla
Islam." Zein menyambut Melati dengan nada yang lembut sek
yang dirasakan dalam hatinya hanya rasa sejuk, nyaman, dan tak mampu membandung air
rimakasih telah menge
rinya hanya sebatas mengetahui Islam dari M
tkan perjalanan lagi. Mobil melaju dengan kecepatan yang di atas batas
ngan di ujung bagian dalam lapangan itu terdapat sebuah panggung dan beberapa seni pertunjukan. Mobil Zein berhenti di sisi panggung. Dengan s
terlalu kaget dengan apa yang
ereka menyambut pemuda ini?' Ba