icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Suami Pilihan

Bab 2 Ikuti Saya (Author POV)

Jumlah Kata:1992    |    Dirilis Pada: 18/08/2022

gnya pria itu masih terdiam di posisinya walau nyatanya netra

h kau Melati. Bagaimana kalau dia salah satu dari pria hidung belang yang suka gadis-gadis sepertimu? Bisa-bisa dialah yang akan melemparmu ke ranjangnya. Tidak, seb

a permisi." Melati pamit. Tubuhnya sedikit membu

derajat dari posisinya b

gu, N

a kemudian kembali ke posisinya seperti semula. Walau

. Apakah ada yan

Dia berusaha mencari kebohongan di sana. Saya

hatannya, dia banyak menghindari tatapanku?' Melati keheranan. Pasalnya Zein memang ba

a tergoda dengan hal-hal excited seperti yang ada di hadapannya saat ini. P

esan saya kepada M

e

elum selesai keterkejutannya, Zein kembali dibuat tak karuan dengan perlakuan Melati. Gadis itu tanpa izinnya menggerakkan tangan lemb

rteriak. Dia benar-benar dibuat t

a biru, dan masuklah. Tunggu aku disana!" Zein kembali memberi perintah. Dia j

lisnya. Ternyata pria yang

. Aku akan men

a itu kemudian mengehembuskan nafas kasarnya lalu mengusap kepalanya s

hamba.' Batinnya usai

ari mobil yang dimaksudkan oleh Zein tadi. Tak jauh dari posisinya berdiri, Melati menemukan m

ersadar. Dia kemudian membenarkan posisi rambutnya yan

f, G

e

u membulat dengan sempurna. Siapa yang memasu

ah menyadari diriya khilaf. Dia terla

ngkin salah mobil. Ini ada

u ada orang lain selaian dirinya. Dia mengamati le

hendak menghadiri pengajian?' Melati justru asik membatin dan men

r itu menegu

Melati menjawab dengan sedikit gelagapan. Pasalnya pang

Mulutnya kaku, sedangkan otaknya d

nyuruh pelacur semacamnya masuk ke dalam mobil

h. Hampir saja dia hendak ber

Nona.

ngahi kebingunan sopirnya. Entah kapan dia masuk, tapi kini

ak wanita muslimah dan para ning-ning dengan segudang prestasinya, mengapa gusnya yang tampan itu lebih tertarik dengan seorang gadis yang pakaiannya saja semacam tidak cukup untuk menutupi bagian-bagian penting tubuhnya? Bukank

irkan suasana. Apalagi Andy suda

ngan mata yang berkaca-kaca. Zein yang menyadarinya pun mengangkat tangannya. Dia

ei

alih ke Zein setelah diusapnya air mata di

dak. Jangan melamum. Apa yang kau pikirkan?" Zein bertanya dengan lemb

nyewanya ini aneh sekali. Dia bahkan membua

au Melati. Seharusnya kamu berterima kasih dia tidak berbuat apa-apa denganmu.' Melati

gatakan sesuatu tetapi juga harus memastikan terlebih dah

tinya aku bisa meminta bantuannya.' Melati yakin. Dia melihat Zein ti

nyadarkan Melati dari lamunannya. Dia yakin, Melati punya alasan

njam uang, Tuan? Saya a

ng menjamin banyak uang, apalagi disokong dengan kecantikannya itu, sudah pasti banyak

Zein. Dia tidak bi

a itu tentu saja kebingungan mendengarnya. Apalagi Andy yang menyetir. Dia rasa

a. Dia bisa memberikan uang berapapun yang diinginkan Melati. Tetapi mengapa

sedikit takut meminta hal itu. Tapi dia berharap Zei

kamu ingin

k pernah berfikir akan memberikan mahkota sa

e

elihat ke ara

ngan batinnya. Tapi sayangnya, yang didapatinya hanyalah kebuntuan semata. Dia tidak mungkin meminta Melati me

ikut saya hari ini. Bagaimana?" Zein memberikan penawaran. Melati sendiri tahu pria yang akan menolongnya itu cukup licik juga. Tapi sepertinya itu tidakla

gadis itu kemudian mengulurkan ta

merasa tak masalah jika menerima jabatan tangan itu, "Kamu sudah mengenal siapa

a tangan mereka kemudian te

ampir ke Buti

posisi untuk segera sampai di tempat itu. Dia tahu, Zein ak

...

ah indah, menambah kesan estetika pada butik itu. Zein tersenyum, dia tahu Melati akan terkagum dengan

sekali pengunjungnya. Janga

uti pria itu masuk ke dalam butik. Benar saja, banyak sekali pasang

ia itu memang sengaja menghampiri

ntik sembari menunduk menyambut Zein, "Sil

juk Melati. Merasa dipanggil, Melati bergegas mende

. Dia tahu siapa Zein dan bagaimana sejatinya orang itu, jadi tidak sopan bila dia menuduhnya bermacam-macam. Melati me

imak

" Ditunjuknya sebuah ruang ganti. Pandan

warnanya? Atau ingin

enyumannya, "Tidak. Ini sa

isa saya ba

a malu sebenarnya, tapi mau bagaiman

genakan hijab. Saya

na. Saya akan

k memakai baju. Setelah sepersekian menit berlalu, Melati keluar.

t dan menggunakan dalaman kerudu

kan kepadanya. Tak berselang lama-pun mereka kamudian sel

aga.' Melati mengagumi dirinya sendiri, tanpa tahu ba

membuyarkan lamunan siapapun ya

i keluar dari ruangan ganti. Di luar ruangan, semakin banyak yang

ik se

ar seperti

hana

un dari kaum hawa. Penampilan Melati yang sederhana itu sangat mengagum

anga karena kagum. Di pesantrennya ratusan santri putri dengan kecantikannya ban

amu, Rabb.' Batinnya masih d

a mengatakan kalimat itu. Dia sengaja me

awa sehelai pakaian dan itupun sudah ada di dalam tasnya. Mereka t

akasih

berada di dalam mobil dan bersiap melan

tap Melati, sedangkan gadis itu

kamu bekerja

e

ya. Dia hanya menunduk deng

empercayainya u

sama larut dalam keheningan saat Melati memilih un

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka