Dua Cincin Satu Cinta
bisa mengantarkanku ke panti
tarkanmu saja, karena Mama minta untuk
alah, terima ka
*
tuk mengambik kunci rumahnya. Kara yang juga sudah meminta Aaron untuk mengantarkannya
ung ya," u
," ucap Kara memberi
m di depan pagar panti asuhan tempat Ia dib
l
bil yang tidak asing lagi baginya. Namun yang membuatnya bingu
suara seorang laki
lalu berbalik badan,
ajak Randy yang sudah berada
ain kesini?" t
ang. Ibumu tidak ada di dalam," ajaknya sekali l
ke dalam mobil Randy dan pulang. Padahal Ia
malam apa?"
ie instan saj
at, benar-benar tidak ada ba
dap ke jendela. Ia merengut, men
nelpon Aaron untuk menjemputku m
k pulang, jangan lupa kunci pintu, pagar dan rumah. Pintu belakang dan j
terkejut, karena ia tidak menyangka jika suaminya
Kara yang selalu ingin tahu, pada
nya bisa nggak?" sentak Randy, yang sudah terbuk
an juga tidak memiliki rasa peduli sama sekali. Namun Kara tidak bisa berbuat apapun, apa lagi untuk membalas, tentu saja tidak b
dy hanya mengantarkan Kara saja, tidak ikut pulang. Bahkan
tnya mengikuti gaya bicara Randy. "Nggak usah pulang saja seterusnya.
ara dan hal itu membuat dirinya merasa kesal, kare
arnya dengan cukup keras. Namun baru saja Ia menut
, yasudah nggak pulang saja," gerutuny
apa Randy da
menerima panggilan dari Randy, namun ia masih b
ndy yang seolah sangat peduli padahal jika berte
jawab Kara yang malas untuk menj
gsung, membuatnya merasa tidak tenang jika belum melih
gertak Randy dalam telepon. "Panggilan vid
n, pasti harta yang ada di dalam rumahnya yang
o, karena ia tidak ingin membuat Randy semakin mengocehinya. Namu
l Kak?] tanya
-basi, segera ke pintu ru
ak Kara, yang merasa kesal dengan
astikannya. La
langkah menuju ke ruang tamu untuk memastik
kamera belakang, agar Randy bisa melihat dengan b
apur] pi
ke halaman belakang rumahnya, yakni pintu dapur. Kemudian sesuai dengan perintak Ran
cap Randy yang sudah merasa puas karena Ka
pnya kepada Randy, namun ternyata telepon tersebut sud
utu Kara karena Randy yang se
rang sepertinya?!" tanya K
monolog Kara, karena sangat kesal denga
namun ia tidak habis pikir dengan sikap Randy yang sangat dingin
a menatap kesal ponselnya sekarang, ia seperti ingin membanting ponselnya saat itu juga,
seperti Randy, yang sama sekali tidak pernah memikirkan perasaannya sama sekali, yang ada
a dengan sikap suaminya yang hampir membuatnya darah tinggi, Kara harus bersikap sabar untuk menanggapi sikap suaminya yang