Wanita Sang Presdir
gah sibuk membawa setumpuk dokumen dengan ketebalan yang mencapai dada. Ratusan lembar
a begitu kewalahan dengan berkas. Sementara kata tolong karena ia tak bisa memencet tombol lift. Asha Shara tersenyum senang ketika lift sudah beranjak naik. Asha tak p
an ia langsung menya
an bersemangat selalu diberikan
perusahaan ini menge
n angin segar di tengah tumpukan pekerjaan yang tak ada habisnya. Semua orang suka dengan semangat dan lelucon yang kadang dilontarkan oleh wa
la kekurangan begitu
opuleran Asha sebagai wanita tercantik diperusahaan pun membuat wanita-wanita
a! Beraninya kau membuat hati pacarku goyah. Dia putus hubungan
ela. Jangan kira Asha bisa diusik oleh wani
gaca sana. Wajah pacar kamu itu pas-pasan. Attitude malah minus. Diki
ongin orang jalang. Kalo Asha kami yang
tidak. Karena teman-teman wanita benar-bena
la kekurangan begitu
mengabaikanmu. Dan tak semua orang akan membencimu. Sudut
hal yang perlu di cek, dan diperhitungkan. Karena itu di meja besar sana boss mereka duduk sambil memijit pelipis. Namanya Pak Will, berumur ,54 tahun. Boss yang kadang moodnya s
paling dekat dengannya karena memang berada dilingkungan yang sama. Belum lagi Ash
ngan mata yang mengantuk. Rasanya tidak kuat m
Asha. Yang lain sejak tadi tetap berada di ruangan. Beda
elahkan semuanya. Tak ada yang mudah dan ringan. H
makan!" K
Livia," ujar Malik d
gan nada sengit. Efek kelaparan dan le
ang akan membayarnya," ujar pak Will dari balik meja ke
enyum. Meski kadang pemarah pak W
senang. Pak Will memberikan jempol sebagai bal
ekarang!" pinta Anna. Pada
. Aplikasinya saja baru di buka." Ash
i
i
i
ta seluler. Abaikan pesan-pesan dari nomor asing tidak pentin
n!" ujar Livia samb
key." Sa
mau maka
jajangmyeon se
a kau ikut
karena kulihat kau seperti kesetanan
dah ada yang menjual. Karena si Livia penggemar Ko
kemudian. Dua makanan sudah ia pesan dari tempat yang s
asi goreng
ha lantas meletakkan kembali ponselny
segera melahapnya. Tak lupa
bulanan telah selesai diketik. Melihat
ain. Teman-temannya sudah memberikan meja dan mengumpulkan berkas yang tadi berser
s semua. Ay
" Kira-kira begitulah s
i lain sudah gelap dan tak berpenghuni. Tinggal divisi mereka. Terakhir Malik mematik
ke setelah ini?" tan
menjawab Anna. Dilihat dari wajah Anna yang mengant
ih sakit hingga sekarang," ujar Ash
a saja yang Li
diajak malam ini. Dasar Malik sudah ta
sampai ke area parkir masuk
ampaknya dan hanya berkedip-kedip di warna kuning karena itu Asha berhati-hati melihat ke kanan dan ke kiri. Ketika dilihat
u berasal dari orang-orang tidak penting. Karena sudah tau ini
rkan nomor ponselku sembarangan!" Asha benar-bena
berhubungan dengan teman satu kantor. Karena kalau putus nanti bisa memb
emarkirkan mobilnya di basement. Nai
an lalu bersanda
ha memijit pelipisnya. "Bagaimana kondisi ib
awab tidak karena melihat kondisi ibunya yang terlihat lebih pucat. Jadi dia mengatakan akan mengatur waktu. Padahal ia tak
a sakit itu saja As
patu dan melempar tasnya ke sofa. Menu
10.05
Drtt
usap bibirnya yang basah lalu meleta
gun pada jam ini? Harusnya ibu istirahat," ujar
nona.
mendengar suara dar
nyanya dengan perasaan yang mulai tak nyaman. Apala
Secara impulsif
s. Beliau telah menghembuskan nafas
kan tak bisa lagi ia dengar. Tangisnya pecah. Kakinya merosot ke lantai. Ibunya!
aknya dengan