Dear Najmi
Ya. Saat ini Najmi sedang terkekeh kecil k
asaran seperti i
Aku? Gak mungkin!" cetu
rah kamu." ucap
ngat hening. Tatapan Najmi terus
ira tidak terganggu sama sekali. Tapi, mengapa gadis secantik dia sampai masuk ke
atu padamu, boleh?" tanya
langsung menoleh ke arah pria tampan denga
jawab Nad
ihat sepiring nasi beserta lauk yang belum disentuh sediki
" jawab Nad
obat. Saya suapin mau?" tawar N
Pemuda tampan itu sudah menaruh hati kepada gadis berparas ka
ternational School, Jakarta. Saat itu, Najmi datang sebagai motivator karena dirinya juga alumn
rinya melihat seorang gadis cantik dengan pakaian putih abu-abu dibalut den
a dengan kepemimpinan Nadira yang begitu tegas dan tidak membiarkan anggotanya untu
shba
utra dari pemilik sekolah tersebut yang tidak lain dan tidak bukan adalah Najmi. Pemuda tampan
pakaian layaknya seorang siswa. Hanya saja yang membedakan Najmi dengan siswa yang lain jas yang dip
takjub akan persiapan yang dilakukan untuk menya
olah. Ia tidak sengaja menabrak seorang ga
cap gadis itu menangkupkan ke
"Tidak masalah," jawab Najmi kagum dengan sosok gadis yang ada di depannya ini.
an gadis cantik itu, dia sudah dipanggil oleh tema
ggil salah satu
adalah Nadira. Sosok gadis can
h lagi ke arah Najmi. "Saya tinggal dulu ya kak, assalamu'alaik
m dari Nadira. "Wa'alaikumussalam wara
indah' batin Najmi. Jantung Najmi be
n. Ia merasa heran dengan perasaan aneh di hatinya. Tidak
Najmi pun memilih untuk melanjutkan langkahny
hback
rti itu?" tanya Nadira menyad
berpikir, bagaimana gadis cantik dan cerdas sepertimu bisa berujung di rumah sakit ji
gitu sakit. Ingatan tentang kegagalannya dalam menikah serta
ila!" teriak Nadira memegangi ke
k Nadira dan menenangkannya. Pria itu mem
wanita selain ibunya. Ada perasaan a
i lembut. Sembari memeluk Nadira, Najmi
kan diri dari pelukan Najmi. Namun saya
ek sama kehidupan ini! Aku capek!" racau Nadira
a membuat pemuda itu meringis pelan. Namun, Najmi berusaha men
meluk Nadira. Saat mereka ingin membantu Najmi, pemuda itu langsung memberikan isyarat untuk tidak ada yang mendekat ke ar
aya tau kalau kamu gak gila seperti yang mereka katakan! Saya juga tidak percaya kalau kamu gila!
s cantik yang awalnya memburu, kini sudah mu
Nadira. "Astaghfirullahalazim...." sambung Najmi membimbing Nadira
Najmi. "Astaghfirullahalazim,"
han-lahan. Ia lalu meraih obat Nadira dan juga segelas air yang ada di atas naka
Padahal, selama ini Nadira tidak mau meminum obatnya sama sekali
dalam dekapan Najmi. Netra Najmi memandangi ga
i semula lagi, Nadira." gumam Najmi merebahkan Nad
beristirahat. Hari ini dan beberapa hari ke depan, ia akan mengambil
*