Less Than Evil
ndeknya bergoyang-goyang, matanya melirik ke arah bawah. Ombak pantai terlihat seperti sedang marah, dia hanya menghembuskan napasnya dengan panjang, lalu dia memutar tubuhn
erapa orang yang sengaja memegangi tangannya. Sehingga membuat dia tidak bisa bergerak, dia memberontak tapi tidak ada yang menolongnya. Hidungnya sudah mengeluarkan darah, pandangannya sudah terlihat samar. Namun dia masih terus berusaha mengalahkan laki-laki yang sedang beradu tinju dengannya, tangan dan kakinya saat ini mulai memberontak
ak Erwin den
bat yang dia komsumsi semalam. Dering ponselnya terdengar sangat menganggu, membuat dirinya m
gat tidak menyukainya," umpatnya yang
nya, meraih satu botol air mineral lalu menenguk semuanya dalam satu kali tegukkan. Dia juga melihat ke arah lainnya, mencari apakah ada
ilah yang aku dapatkan. Sangat menyebalkan, sepertinya aku harus mendengarkan kata-kata orang kuno. Terkadang ak
at kesal, jas hitam kesayangannya entah bagaimana tiba-tiba saja sudah hilang dari lemarinya. Saat ini dia tahu, hanya a
habiskan makananku dan sekarang jas kesayanganku juga menghilang, katakan di mana kamu menaruhnya. Janga
g pria dari dalam telepon, terdengar pria
berpakaian jelek di hadapan teman wanitaku. Saat ini aku dan dia baru tahap perkenalan saja, kita ini sahabat j
hubungannya denganku, jika kamu tidak mempunyai pakaian yang bagus tidak usah
, nanti malam aku akan mentaktir kamu untuk minum. Aku tutup dul
u terdengar suara tut.. tut.. tut.. yang
marah sebentar, setelah itu dia akan kembali menjadi pria baik lagi. Saat ini Erwin terpaksa memakai jas lain, dia terlihat sedang memandangi pakaiannya hari ini dari sebuah cermin. Ter
ampir mipir seperti kapal pecah, ini benar-benar membuat aku menjadi sesak napas. Kenapa aku bisa berteman dengan orang yang tidak berguna seperti dia, har
mpat kerjanya. Di perjalan terlihat sedikit lebih macet dari pada kemarin, sudah hampir satu jam mobilnya berhenti dan tidak berjalan. Dia tidak bisa ke mana-mana lagi, di depan sedang ada perbaikan jalan sehingga mau tidak mau dia harus menunggu untuk bergantian lewat. Setelah sampai di kantor polisi tempat dia bekerja, dia langsung dengan segara memarkirkan mobilnya. untunglah masih ada waktu dia masih belum terlambat, berangkat dari rumah dua jam sebelum masuk kantor bukanlah pilihan yang salah. Dia sering melakukan itu karena sering terjebak macet, tidak hanya itu jarak antara r