Bukan Istri Truth or Dare
agi, Mbak
is, saya boleh minta file-file project sebelumnya yang udah bungkus atau masih jalan?" tanyanya menghampiri
produk kita atau semua jenis dari beberapa tahun ke belakang?" tanyanya sembar
yalakan komputer. "Buat yang tiga tahun kebelakang, kalau bisa jam 9 udah kamu kirim ya, Nis," pinta Fira hati-hati. Ia memiliki jiwa ambisi yang cukup tinggi, tetapi kar
lagi dalam perjalanan," jelasnya diakhiri senyum yang lebar, tetapi setelah itu puda
sa, ia kembali mendekati meja asistennya. "Gila!" gumamnya yang ikut terkejut saat meli
an. Pria berkemeja hijau toska dengan celana biru muda ini merupakan anggota senior tim Fira. "Masih pagi, Guys
ooong," pinta Fira yang sudah terbayang selelah apa jika harus mengerjakannya ber
ekarang. Tetapi, memang dasar pola pikir calon papah ini sedikit beda, Mas Hanan dengan santai menolak tawaran menjadi pemimpin divisi, alasany
hir, deh. Berarti tahun 2019 dari
lo ada filenya, kan, Mas?" tanya Anisa memasrikan. "Gue h
n saling berbagi tugas. "Boleh, saya yang tujuh tahu ke
gawai lo," jelas Mas Hanan yang mulai menyalakan kom
i minggu pertama saja sudah datang yang paling akhir. Untung anaknya aktif dan cekatan. Kelemahan fresh
k melewati jam masuk, rasanya masih aman saja. Dan, lebih aman lagi kal
. Monster adalah kode rahasia untuk menyebut CEO BA Furniture
paan belum datang, dia datang lebih dulu d
setuju dengan strategi dan project yang Fira sampaikan. Walaupun aura tegas dan tatapan tajam selalu menjadi bagian pria it
belum liat dia m
an seniornya itu. "Nantang banget, ini mental kita lagi bersyu
kerjanya. "Emang biasanya kalia
matanya masih tetap fokus pada layar komputer. "Bu Astrid
drama mundurnya pimpinan mereka yang lama. "Pokoknya yang gue inget Si Monster itu bilang, percuma kuliah S2 di Ko
ag
i kamu bar
ariz dipotong oleh pertanyaan Pak Rasya. "Fir, maju, Fir. Kasihan itu bocah kalau sampe kena traumatik di minggu pertama kerja." Ini alasan
panik, ia akhirnya beranjak dari tempat duduk dan langsung keluar dari ruangan. "Pagi, Pak Rasya," sapanya
aru datang yang segini? L
pinta buat beli kopi dulu, Pak." Dengan santai Fira mengambil es kopi di tangan Fariz. Agar aktingnya lebih m
i karena tak mampu menahan senyumnya karena melihat ekspresi Fira yang kepahitan saat meneguk kopi mi