Bukan Istri Truth or Dare
nga-bunga di usaha florist milik ibunya. Tetapi, rasa optimis untuk pesimis diterima oleh anak perusahan Bumi Anugerah Company itu seketika sirna saa
n sudah beranjak dan mengelilingi toko bunga itu. "Ibu, Ibu, Ibu, Ibuuu," panggil peremp
entar pekerjaannya. "Ada apa, Dek? Kamu lolos apa?" tanya Ibu yang bangkit dari
ot karena kepala Fira yang tidak bisa diam. Selebrasi perempuan itu terlalu berlebihan, tetapi isi email dari Bumi Anugerah memang patut dira
ng memiliki banyak anak cabang. Di kalangan ibu-ibu arisan komplek, bekerja di sana sudah pasti menj
Di area pembuatannya, terhubung sama pabrik," jelasnya dengan serius. "Sebenernya Fir
aling utama dari itu semua, pekerjaan Fira sekarang jadwalnya lebih jelas. "Sekarang kamu nggak akan pulang malem atau bernagkat
dak jelas. Di stasiun TV gaji dan jabatan Fira memang sudah tinggi, tetapi sepadan dengan kesibukan dan kegiatannya yang sangat padat. Rasa khawatir ibu bahkan semakin tinggi kala me
ing di rumah. Setiap akhir pekan Fira usa
odoh. Ada anak temen ibu
tidak mau dijodohkan, apalagi dengan pria yang katanya anak teman Ibu itu. Mohon maaf saja, teman-teman arisan ibu itu mulutnya pada tajem, Fira tak berminat memi
, gimana k
perkataan sang ibu. Ini adalah jurus jitu menghindarnya dari promosi tentang tawaran-tawaran aneh ibunya. Ia memang ingin m
nti. Anyelir, Krisan, Ester, bahkan Mawar dengan berbagai jenis warna. Bunga adalah teman terbaik Fira, sejak kecil ia sudah akrab dengan
tuk mempercantik rumah, itu juga untuk dijual. Ayah sendiri bertugas menjadi dekorasi, banyak pesanan dekorasi bunga untuk ucapan selamat sampai turut berduk
ja beberapa hari lalu. "Strategi apa yang harus gue kasih?" gumamnya pelan, mata bulatnya kini terlihat kosong. Vas bunga krisan yang ha
bunga di toko. "Buuu, Fira ke rumah dulu. Sisanya biar Ani yang beresin, yaaa," ucapnya se
ira juga sampai melakukan sesi wawancara singkat dengan beberapa juniornya yang masih bekerja di televisi. Mencatat ide yang
lan lancar jika berurusan denga
suran Civic belum selesai!" gumamnya menyebu
-
tung saja selama akhir pekan kemarin Fira berhasil mendapatkan riset dan membuat strategi yang cukup baik. Walaupun Fira anak Ilmu Komunikasi, tetapi konsentrasiny
mpo adalah hal yang sangat lumrah, maknya saya membuat strategi ini." Fira mearasa puas dengan pre
menjelaskan tak perlu lagi diragukan, Rasya justru semakin jatuh ke dalam pesona Magfirah yang sangat luar biasa. Selain pandai berbicara,
ya dengan suara dingin, senyum yang sebelumnya terbit kini sudah
kan lebih tinggi dari tempat ia melamar. "Ada lagi yang ingin bapak sampaikan?" tanyanya sembar
, saat Fira sudah siap untuk membuka pintu, mulitnya
menghadap Rasya, sedangkan tangan kanan ia
a datar dengan mata berlagak fokus pada b
sebagai jawaban. "Terima kasih, Pak," ucapn
bar. Matanya tadi sedikit mengintip reaksi Fira yang tersenyum sebelum pergi, benar-bena