Dia Adalah Istriku
ub
lar sajadahnya. Memakai baju muslim rapi ia melakuk
lang dari ingatanya. Rasa kasihan Azam membuat
ujudnya, membac
rasa ibaku dengan kuat. Mata gadis yang berderai di balik hujan itu..kekuatan
m disela
*
pan
ran kita. Dia menerima lamaran kelu
pan pagi. Ia mengunyah dan segera menelan. Samb
embuat gadi
il keputusan itu karena ia percaya dengan ibu. Ja
menatap Aya
enikah? Den
memperhatikan, ia sontak b
mah men
ilihan ibu." ja
riz lagi, satu gorengan
kalangan mana? Keluarga man
, kalian belum."
denganya. Zaman sudah modern begini, tidak mungkin kan A
u, melontarkan pendapatn
us manusia. Yang penting sama-sama seh
meneruskan kata-katanya. Tapi pak Aziz sebagai
t. Atur tanggal p
piringnya yang sudah kosong. Dan
Perni
dipersatukan oleh
an Azam Yusuf Farabi dan Kama
lum
engantin pria. Berpakaian sangat r
n bimbang saja, setan sepertinya tak
a. Hatinya memang kalut di hari itu, begitu tahu Anna berbeda keyakinan denganya, datanglah tawaran
ak
ruangan, tersen
ekarang. Deg-deg an ya
Azam memb
atatan..hehehe aku
ih membu
gan tanggung jawab kakak akan bertambah pula. Tapi kalau kali
kakak sepupunya itu
a bagaimana?
membalas chatnya. Aku juga tidak memberitahu mengenai p
knya itu beberapa kali bilang pergi kesana dengan
eorang muslim
ak. Tembok yang menghalangi Azam dan Anna
yukai kak Anna
ggelengk
Apalagi setelah tahu perbedaan kami. Aku hanya menganggapnya
san yang tepat kak, semoga kaka
keputusan. Bagaimana jika ternyata nanti
sudah kurang dua jam lagi, jangan bimbang. Mantapkan hati kak A
Azam men
merangkul sahabatnya erat-erat. Setelah satu bulan kematian ayah L
enarnya aku sedikit
kir positif ada aku kal
yum membalas
ermin. Dengan jilbab dan gaun putih yang dikenakan putrinya, riasan ka
h cinta dengan wajahmu i
saran ayah ya." Ucap bu Siti yang kini juga me
ntah harus sedih at
tang dengan rombongan yang memba
siapannya?" Ta
senyum. "
ya. Jaga doa selalu." Bu Salamah mengusap
pipinya, ingin menangis, se
but, penyabar, dan soleh seperti didikan bu Salamah yang
pantulan wajahnya yang sudah berhias se
susun ia ulangi lagi menyebutnya. Tidak salah teman-temanya dulu mengira nama bu Salamah adalah Mumtaz karena
ilang teman-temanya. Apa pujian teman-temanya dulu tentang anak bu Salamah tidak s
sekarang. Ia kembali
arena gugup. Apalagi saat microphone men
eluar menunjukkan wajahnya di depan semua orang termasuk suaminya. Lisy
amping begitu pula tamu lain y
ara penghulu mulai terdengar, setela
ai bersuara, lagi dan lagi se
kahnya Zaalima
a pipinya sudah bersimbah air mata. Saat nama lengkap ayahnya
epal di dada. Tisu yang sudah basah dan
doa dari Pak Aziz sendiri, semua orang me
gan lancar. Saatnya ia kel
tuk menjemput Lisya. Ibunya memberikan
bunya mengangguk, menuntun
menjuntai terseret oleh kakinya. Dengan kerudung put
Suara pak Aziz dan Bu salamah bergan
ya?" Lirih Fari
m.
hnya bersinar, tersenyum begitu tulus. Sisa say
sejenak tapi kemudian kembali sadar, meskipun wajah sedih Lisya tidak nampa
ukan pengantin pria itu adalah yan
n yang kemarin. Dia ada
ut Lisya menggande
ya sangat
p sekilas, ia kem
ia adalah suamimu.
ya. Dia benar-benar setamp
ngan, Lisya mendekat
lebih dari sepuluh detik ia tetap tidak tersenyum. Ia meng
Lisya sekarang. Kekhawatiran t
. Kata bu Salamah kedepannya jika Lisya ingin bisa dimakan pesta yang lebih bagus dan meriah lagi. Menging
, matamu sepertinya kita p
engejutkan