100 Day With Mr. Alien
glung. Dia tidak tahu harus melakukan apa. Andaikan saja ada Barry, tentu lelaki itu tahu apa yang
sa sangat bersalah. Padahal semua yang terjadi sama sekali bukan salahnya.T
Nadine mengguncangkan tubuh orang di de
n mengulurkan tanganya. Orang itu mengerang lag
a Nadine lagi memastikan bahwa orang ya
yang berbeda warna menatap Nadien, bib
hirnya, aku mene
ke belakang dan me
un wajahnya penuh luka, tetapi ia tampak tersenyum ganjil. Darah segar menetes da
lebih menggod
pada permukaan jalan yang digenangan air hujan. Tatapan sosok di depannya sangat mengerikan. Orang itu memiliki dua
ang. Kedua tangannya terasa dingin saa
an gigi-giginya yang tersusun r
pa aku," katanya, "tapi
ke dalam, dan mengendarai mobinya dengan kecepatan yang ia mampu. Kecep
epat mungkin. Masih terbayang di pelupuk matanya orang yang ia tabrak. Kedua mata orang tadi memili
*
epanjang perjalana itu ia tidak menemukan satupun mobil yang melintas selain dirinya.
pan sebuah rumah. Klakson dibunyikan beberapa kali dengan sa
il membunyikan klakson. Pak satpam berlari tergopoh-gopoh untuk
mendengar suara klakson. Nyawanya saja belum sepenuhnya terkumpul saat Nadine, majikanya itu
erjatuh, Nadine berteriak semakin
e memag bukan majikan yang ramah, tetapi ia tidak pernah berterika se
kunci dan segera membuak gerbang sebelum Nadi
si. Nadien keluar dari mobil dan berlari masuk ke da
i hanya mengunakan satu sepatu saja, ya
ja. Ia harus memencet bel agar orang di dalam rumah bisa membuka pintu untuknya. Sialnya, walaupun be
r sambil berteriak memanggil penghu
mati, sih?" teriaknya l
laku aneh Nadien hanya me
h," gunamnya sambil berjalan ke
n pintu semua penghuni keluar dari peraduan. Mereka menatap wajah Nadien yang pucat seperti mayat sedang tercegat di depan pintu dengan
Nadine yang terlihat mengerikan itu. Nadine yang bias
ap. Ia baru saja terlelap saat mendengar
ke dalam rumah dan meluru ka arah kamarnya di lantai dua. Tingkahny yang
l menoleh arah Barry dan Vina sambil berg
idak habis pikir apa yang sebenarnya menimpa Nadien.
ngan selimut tebal. Ia tidak peduli jika seluruh bajunya lemb
ut yang menutupi tubuh Nadine. Di balik selimut tubuh Nadine
Monster," ja
di depan pintu kamar langsung mendekat sambil meraba
eolah-olah sedang memastikan tidak ada orang yang mencurigakan di
ing aneh yang pernah kulihat. Tidak ad