Dinikahi CEO Arogan
matika yang mengalami nasib nah
a sebelum kejadian buruk menimpa dirinya. Suatu k
n turun sangat deras dan petir saling bersahutan sehingga menumbangkan pohon-pohon di jalanan. Re
*
sa tenggorokanku sangat kering. Aku haus dan aku m
ya beberapa lampu saja yang menyala. Aku turun
Namun sebelum aku sampai, aku mend
atku terluka karena kepergian mu? Sekarang kamu harus mene
engan susah payah. Entah mengapa di saat genting sep
rasa kelu, sangat sulit untuk ku langkahkan. Aku mencoba berteriak minta tolong n
Matanya merah terlihat wajah orang yang sedang
a sambil menarik tan
ku, aku berusaha menolak dan m
erada di samping kamarku. Dia melemparku ke ranjangnya dengan kasar. Ent
uh ketakutan. Aku terus meringsut mundur
g sudah kamu perbuat," ucapnya penuh amarah
idak mengenal kamu sama sekali!"
n malam dengan meminum minuman yang tidak pernah aku sentuh sebelumnya. Sekarang aku menj
ng kamu maksud, sungguh!"
kemudian aku menarik selimut dan menutupnya rapat-rapat. Aku
ang selimut lalu menarik kakiku. Tubuhnya kini menindih
dapat menyulitkan kita berdua. Aku bukan orang yang kamu maksud, aku
nikah. Dan ... tidak akan ada lagi yang menghalangi kita, Sayang," ucapnya
lakukan? Kamu
kit dan menyergap ku kembali. Ia menindih tubuhku tanpa membiarkan ada jarak sedikit pu
Aku merasa jijik diperlakukan seperti itu, bahkan buk
elepaskan diri, namun hasilnya sia-sia, karen
seenaknya. Rasanya aku sudah tidak tahan
rmainkan tubuhku dengan penuh nafsu yang semak
buhku polos tanpa ada benang yang tersisa. Aku merasa hina. Hal ya
ral untuk setiap pasangan setelah menikah. Tapi kini, tanpa ada ikata
menjijikkan. Dia telah mengambil har
in rasanya aku menenggelamkannya
ukan terhadapku. Aku masih tidur di sampingnya, lalu aku merosot ke tepi
ini sudah tidak ada artinya lagi. Tubuhku kini menjadi hina. Bahkan impian untuk menikah dengan Niko seakan-akan tela
di mana-mana. Lalu aku memakainya dan pergi
ih yang ada di bagian sensitifku. Aku melangkah menuju kamar ma
n aku. Maafk
tor. Aku ingin menghilangkan bekas sentuhan dari laki-laki jahanam
adi milik kamu. Bahkan sekarang, untuk menatapmu saja sudah membuat
ekas pakai kemarin. Aku melihat layar ponsel
ini sesegera mungkin. Berada di rumah
uruni tangga dan membuka pintu dengan sangat pelan ag
ka gerbang seorang s
angat gelap. Biar diantar sama supir
i," jawabku sambil mengusap air mataku den
nanti bisa marah, N
udah izin dan beliau mengiz
ng," tuturnya. Kemudian satpam itu mengantarku sampai
, Pak," ucap
, Nona," jaw