Penjara Hati Sahabatku
ya. Sebentar, ia memandangi st
rjadi sekitar sepuluh tahun yang lalu. Saat itu ia duduk di kelas tiga SD. Lani ingat. Ayahnya pern
berani. Lex, apa kamu juga inget sama nama kota ini?' senan
a, Damar. Ia yang meminta
tumbenan omnya terlihat sangat baik. Jujur Lani tidak begitu akrab dengan pria itu. Damar yang Lani kenal adalah pr
terlihat serius. Itu membuat
ng apa
ya berita itu bisa membakar
ar memorinya. "Tian," rasanya ia tidak asing dengan nama itu. Sepertinya itu nama kakak tetangganya sebelum ia dan ayahnya merantau ke Jakarta. seingatnya, terakhir melihat Tian sewaktu dirinya berusia empat tahun. Jelas kenangan
n oleh kebonafitan universitas yang ia tumpangi untuk menempuh pendidikan.
amarmu untuk dipersunting sebagai
aki itu juga memikirkan dirinya. Apa kecemasan ini hanya milik Lani. Atau malah, Lexi akan merentangkan tangan untuk mengucapkan selama
in ia juga takut, Tian bukan pria yang selama ini ia idamkan, ia begitu hijau mengenal tentang pria itu. Yah, sebagai kakak tetangga Tian itu ramah.
apa lagi?" sungut, Damar. Kalau sudah seperti itu, Lani hanya bisa terdiam. mungkin benar apa kata Omnya apalagi yang Lani cari? bukankah pendidik
pribadi, Om" Lani fikir mungkin ia terlalu curiga
gguk seolah
gatur pertemuan kalia
*
ar Tian merasa senang dengannya. Sebenarnya Lani merasa hal itu konyol. Tidak perlu diajari pun Lani pasti mandi yang b
ya itu memang memiliki wajah cantik alami. Ia
isih terus ditatap Damar. Dama
i Tian akan datang menjemputmu. Kalian pergil
Lani pergi dengan lelaki baru dikenalnya sampai ma
, Om. Paling kami hanya jalan-jalan
n menjadi suamimu kelak!" Ia menghardik Lani. Damar memang sosok yang tem
ng terus Damar bela tiba, "Ass
isih. Bibirnya bergumam
Damar merentangkan tangan
k!" lanjut
il juga terlihat lugu. Senyum miring ia sematkan di wajahnya. n
eraya menunjuk Lani. Damar
Lani dan Tian saling bersiborok. Jujur, kesan pertama yan
ta. Mungkin Lani tidak pandai memahami dunia lelaki. Selama ini
xi nampak urakkan dari luar, tapi tulus di
an tersenyum. Untuk menghormati Dama
Tian," balas
i," goda Tian. Damar langsu
i atau mau langsung jalan?" Damar terkekeh k
ternyata Tian cukup pintar merayu. Tapi sayangnya hati Lani telah dimiliki orang lain.
angat rapat jauh di dalam hatinya. Sampai tidak ada satu pu
ada satu orang tanpa berpaling. Tidak peduli berapa lama m