A SWEET PSYCHO
mandi pribadi miliknya. Rahang yang terkunci erat serta kepalan tangan i
i miliknya. Selain karena Rere ingin mempertahankan privasinya, wanita itu sama sekali tak ingin jika
engan dua kali putaran. Wanita itu mencengkeram erat gagang pintunya
yang baik-baik saja bahkan setelah tragedi, di mana lagi-lagi dirinya dihar
i lelah!" lirih Rere dengan tubuh yang
yang mulai membasahi pipi pink miliknya. Theresia kini mulai merasa lelah dan
luh, kandas beberapa saat yang lalu. Bukankah menjadi pembunuh bayaran merupaka
ma ini? Apakah setelah ini Rere akan kembali seperti Theresia yang sebelum
n suara itu, berulang kali membenturkan kepalanya
. Rere yang menyadari bahwa apa yang dirinya lakukan ini dapat memp
lih. Dengan semua kegiatan dan pekerjaannya yang sekarang, paling tida
i kapan pun kau akan tetap menjadi pembunuh bayaran!" ujar
i menghadap kaca besar yang ada di hadapannya. Rere menat
embunuh suaminya, Rere segera menghidupkan kran di washtafelnya. Wanita itu memba
suaminya berikan pada dirinya, dan segera memasukkannya ke
asnya dengan panjang. Tempat terakhir yang ada di kotak cincinnya. Sepertinya dirinya
cincin ini. Tapi apa dayaku yang sudah terlalu banyak memiliki uang. Jangan lupa membeli kotak perhiasan b
emutuskan untuk tak mandi terlebih dahulu. Dirinya akan memberik
dari kamar mandi pribadi miliknya. Tak lupa wanita itu juga mengunci pintu kamar mandinya,
ribadi milik atasannya berada. Entahlah, mengapa Rer
ada di bawah bersama dengan dirinya, kini tengah men
n menjumpai ruangan milik Tuan Louis berada. Tangan mungil yang sudah terbiasa
ntip apakah ada seseorang di dalam ruangan tersebut. Meskipun sedikit bimbang apakah Tuan
k tertulis yang berlaku di sana. Saat Rere hendak membalikkan tubuhnya dan melangkah ke
an, saat wajahnya menubruk dada kekar milik se
an dirinya secara tiba-tiba. Tatapan wanita cantik tersebut, langsu
n dengan kehadiran sang atasan dengan t
kit menggeserkan tubuhnya agar tak
n intesnya, laki-laki yang memakai kemeja hitam it
n. Dia menyusul sembilan belas suamiku yang lain," ujar
melenyapkan nyawa suaminya lagi dan lagi. Tak ada yang dapat disalahkan di sini.
ya dapat terdiam. Tatapannya masih menyoroti raut w
a rasanya menjadi Rere yang sudah berulang kali m
mengatakannya secara berulang kali padaku. Berhenti menjadi pembunuh bayaranku, dan menikahkan dengan
yang ke berapa. Sudah sangat sering dan mungkin tak terhitung, berapa ka
rasa kau sudah tahu apa