HASRAT LIAR MADUKU
LIAR
A
sudah seperti gudang sampah! Awas kala
rena aku harus segera berangkat ke sekolah sekarang juga. Aku t
*
di dalam ruang guru tiba-tiba saja ponselku berdering. Meski lirih karena
wa, kuedarkan pandangan ke sekeliling ternyata yang
. Aku mengukir senyum di kedua sudut bibirku dan l
ali sepagi ini kamu Sayang?" ucap mas Satr
mbah lagi di ruangan ini juga ada guru yang lain dan salah satunya
engar sama yang lain," ucapku sembari mengarahkan kamera ke sekeli
an itu sungguh menjadi obat kuat bagiku pagi ini. Aku
tria lagi sevari tersenyum manis. Duh, lama-lama aku bisa kma
kan gak di tem
ke arahku sembari tersenyum. Sudah tidak heran lagi bagin
ah sarapa
ur tadi masak nasi
u kangen makan ba
ulang, aku juga k
ekh, ekh
lik ke arah Tiwi dan ia pun tergelak. Lantas Tiwi menggelengkan kepala dan menin
bucin ria dengan mas Satria
bisa kita puas-puasin kangen-kangenannya." Ucapan
angkat seminggu yang lalu?" tanyaku masih tidak
di atas namamu. Apa kamu lupa?" Aku terdiam seketika kare
udah pikirkan ini baik-baik? Kok kesannya aku kayak yang
keinginan Mas sendiri. Memangnya selama ini Mas bekerja untuk siapa
hanya minta kamu akan tetap mencintai Mas apa pun kondisi dan keadaannya." Tiba-ti
ataan Mas yang menyakitimu? Maafkan Mas
pan mas Satria sebelum ia semakin sal
gia karena bisa memiliki suami seperti kamu. Aku janji apa pun keadaannya
ti cantiknya hilang lho," gombal m
, nanti disambung lagi. Kamu di sana juga jangan lupa maka
ikan karena bel tanda masuk juga susah berbunyi. Ternyata Tiwi yang menghidup
g membuatku menimpuknya dengan tisu bekas mengelap ingus dan air mataku. Sontak saja Tiwi menjerit kecil dan meng
mpah. Aku pun tergelak melihat kelucuan temanku yang satu itu. Tiwi memang sering sekali membuat lelucon yang bisa m
ia seperti apa. Mulai dari mami yang selalu menuntutku untuk segera menghadirkan bayi h
n tidak berubah maka aku harus pertahankan. Itulah yang membuatku kuat menjalani hidup berpoligami. Ah, kura
tai. Bahkan, mami sampai mogok makan dan berhari-hari tidak memasukkan apa pun ke perutnya hingga membuat mas Satria terpaksa me
memang mas satria setengah-setengah da
du
rnyata aku berjalan sambil melamun dan membuat jid
a mungkin takut kalau aku akan memarahinya. Huh dasar aku ini kenapa malah melamun saat ja