Rumah Nenek
mil
R
ar
R.D.L
yang tadi ketakutan kini sudah kembali riang. Be
iatan?" tanya Nenek. Mama yang saat itu
gas mendekati Nenek yang sedang meny
, Gas. Si
an duduk di
a sebelum kita ada orang yang menemp
keturunan Belanda. Kakeknya orang Belanda. Namanya Pieter
g tinggal di sini, tapi yang tersisa hanya suam
ngga saat ini ia pun menghilang d
ilik lelaki itu, Nek. Kenapa k
eda dengan kita. Rumah ini sudah Ne
ma ikut nimbrung dan kelihatannya terta
ehati, banyak ibadah biar ga di ganggu sam
da apa? rumah antik dan asri seperti ini jar
tolong di pijet, tapi di panggil ga jawab-jawab. Dia di kamar
uran dia, Bu," jawab Mama. Mama lalu ba
Ghandy memilih
a orang tadi, minimal baca bismillah," ucap Ghand
llahirrohmanirrohim," li
zh
y tertegun sejenak. Pintu perlahan terbuka lebar dengan kea
asuk ke dalam kamar dan m
l
an lupa berdoa di manapun kita berada," ujar Bagas. Ghandy pun
*
ra kesal dengan Bagas, ia mem
Ia melakukan video call dengan pacarnya
i kerja,"] Sadawira, pacarnya Ajeng tampa
kamu, sih. Kapan kamu ma
n Mas off, pagi
a, Mas.
di belakang kamu itu siapa?"] tiba-
, langsung terduduk dan memperhatikan sekitar. Mata
g kirim alamatnya,"] Ajeng be
tu di atas kasur. Matanya kembali me
ar mandi, seperti ada seseorang yang
pelan menuju kamar mandi. Tangan nya
i selain dirinya. Lantai kamar mandi p
ega dan kebingungan. Sepertinya ia tak sala
amat mengantuk. Kejadian demi kejadian g
ga bisa tidur nyenyak, karena
*
s mengantar kedua anak laki-lakinya sekalian belanja. Sedangkan Bulek Desi akan m
a dia pulang kampung?" tanya Nene
. Ia sama sekali tak melihat wan
ak lama terdengar bunyi ketukan pintu, dan saat ia m
ng di rumah," goda Ajeng sembari me
Merasa punya kesempatan unt
du, merasa tak ada seorang pun di da
enduduk dan dikelilingi kebun karet, membuat m
eng menarik Sadawira masuk ke dalam kamar dan me
adawira merasa ragu meski ia pun sangat bernafsu melih
muda itu tak mampu menahan dan larut dalam gejolak nafsu, hingga dua in
sat mata merasa marah, sa
dan Sadawira seolah membuka belenggu para iblis
r dan hidup tenang kini kembali terusik
*
h kecupan ia layangkan sembari berjanji jika apa pun yan
Ajeng menyerahkan mahko
saat mobil Sada mulai memutar dan p
pintu, ia melihat di kejauhan
sah payah saat melihat tatapan tajam
ami khawatir dengan Bibi," uc
pesan, berhati-hatilah, perbuatan Nona sudah m
- Bi
rumah. Ajeng berbalik dan ingin mengejar B