Dia, Lo, Gue
banyak mempedulikan tentang pertemanan, jalan-jalan, apalagi percintaan. Tujuan hidup Arga tetap satu, yakni menjadi pr
mau dibagikan kartu antrian jodoh, pasti tidak kurang dari lima puluh orang yang dengan sukarela dan sukacita memint
rhatian. Beberapa gadis juga sempat membuat
memukul bahu Arga dengan
lu menarik sedikit hijabnya. Hah? Arga berhijab? Bukan. Hij
jorok? Ngaku, deh," ca
pembicaraan dan kembali larut dalam tugas kuliah bersama Icha, pang
ak secantik Melia, tapi wajahnya menyenan
amaan liatnya. Jatuh cinta, kapok lo,
ukanya memerah karena malu, ketahuan memandangi wajah sahabat satu ini. Setelah satu
h, Ga, boleh nanya sesuatu nggak?" Mikha memasang wajah seriu
a yang suka sama kamu. Atau kamu sudah puny
uju gedung B karena lima menit lagi perkuliahan dimulai. Dosen yang mengajar Riset Operasi sangat disi
berjalan di samping Arga. Dari binar matanya, t
asa empat semester mereka bersahabat, tapi memang belum pernah sekali pun Arga
ahabat satu ini masih penasaran dengan pembicaraan tadi. Benar saja, begitu
h dua tahun, tapi kamu nggak pernah bercerita apa pu
taman perpustakaa
ang mapan dan sukses agar bisa layak mendapatkan gadis itu di sisinya. Sudah lama Arga tidak pernah menyebut nama Melia, apalagi bercerita pada orang l
ma sebatas obsesi cinta pertama. Karena first love memang punya kesan tersendiri bagi kebanyakan orang. Begitu juga aku. Tidak
hatimu pada gadis lain? Setidaknya kamu
paskan Melia dari hati dan pikiran. Aku tahu, orang-orang mengatakan aku ini sombong, pemilih, kutu buku, bahkan sampai yang paling
saanku pada Melia hanya sebuah
ang berhasil dengan cinta pertama. Ibarat sebuah tanaman, maka cinta pertama adalah percobaan dan pembelajaran untuk pertam
n, Cha. Pulang,
otkan kalau sampai kehujanan. Buku, itu yang
kebimbangannya sendiri. Obsesi atau cinta?
sekarang? Mencoba mengenal gadis lain?] Ta
isa melupakan Melia, ya berarti kamu beneran cint
i, tidak ada gadis lain yang dekat ataupun ingin di
punya tar
ar pemuda bodoh, batinnya. Bukan maksud M
ntuk saling mengenal lebih dekat lagi. Bukan se
ekan tombol kirim di layar ponselnya. Dengan jantung
-jangan, Arga malah menjauh. Nggak mau lagi sahabatan
ia takut, Arga marah atau mungkin merasa tidak nyaman. Kepalang basah. Pesan itu sud
mencoba, tapi dia takut akan melukai Mikha pada akhirnya nant