Dia, Lo, Gue
apa yang ada di dalam pikiran dia sekarang. Dia
pacar. Apalagi lo! Gue itu butuh cowok yang nggak cuma handsome, tapi juga mapan. Gue nggak mau ya naik motor, kepanasan, kehujanan, kena debu. Apa
dah, deh. Mulai hari ini, gue nggak kenal sama lo lagi. Jangan pernah lo nyapa-nyapa gue lagi. Paham lo?" Melia
paya bisa menjadi pria mapan yang layak untuk bersama Melia. Just wait for me, Melia. Tunggu aku. Aku pasti akan jadi pria yang sukses, membanggakan, dan
u. Guntur juga mampu sembunyikan teriakku. Namun, hujan, petir,
*
ak pernah saling mengenal. Keduanya saling menghindar dan memilih untuk berada dalam jarak aman.
ekolah Arga, dari depan pintu kelas. Seketika, teman-teman satu kelas melihat ke arah Arga yang juga memasang tampang keb
amun, dia menuruti titah sang guru. Dia bergegas mengemasi buku dan barang-barang lai
ga yang penasaran sambil me
Beliau baru saja menelepon ke sekolah. Kamu diminta untuk
agai seorang guru, beliau jarang sekali terlihat berbicara dengan m
dengan Ibu? Arga bertan
salamu'alaikum!" kata Arga sembari mencium t
u ke rumahnya. Sekilas, Arga melirik jam di pergelangan tangan kirinya. Pukul 11.14. Syukurlah, hari ini adalah hari Selasa. Jalanan di kota Yogya tidak terlalu padat di hari
erumunan warga. Semua orang terlih
erjadi sesuat
emutuskan untuk memarkir motor di mulut gan
ya," kata salah s
ga yang mulai tidak sabar. Terlihat
celakaan, Ga. Ayo, segera mandikan, l
gar jawaban dari mulut Pak Jumari. Hampir saja dia terjatuh, kal
a. Kasihan ayahmu kalau kamunya nggak ikhlas
g berselimut kain jarik dan Arum yang sedang bersimpuh, menangis dengan wajah pucat di samping tub
uhan sayang sama Ayah, Bu." Arga tidak hanya sedang me
kan motornya oleng dan terjatuh. Nasib sial, beliau lupa mengaitkan tali helm. Pelind
sih termenung. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing. Ada sesuatu yang hilang di dalam hati. Walau sang ayah bukan seseorang yang
sang ayah. Dia harus bisa melindungi, juga merawat Arum dan adiknya. Sudah menj
ga. Perlahan, akhirnya mereka mulai terbiasa. Waktu telah mampu m
berlanjut sebagaimana biasa. Arga teringat akan pesan
ima kasih atas semangatnya,
ni tidak main-main dengan ucapan dia waktu itu. Melia bersikap seolah tidak mendengar apa pun y
terharu, atau sedih melihat kegigihan anak sulungnya itu mencintai gadis pujaan hatinya. Arum tidak tega untuk melemahkan impian serta
tanya Arum yang melihat waj
Melia, Bu," jawab Arg
asih bisa ketemu, kan?" Arum menggelengkan kepala dengan waj
bali satu kelas dengan satu-satunya gadis yang dia cintai. Hal ini membuat dia lebih bersemangat untuk
Arga untuk mengukir prestasi ba
berhasil dia raih. Dia berpikir kalau semua itu akan memudahkan di
ik. Hari terakhir berada di sekolah, tidak disia-siakan oleh Arga. Dia member
g buat kenang-kenangan? Please,"
n anggukan. Senyumnya masih sa
kena diabetes karena melihat seny
foto berdua. Keduanya memang t
kuliah di mana, Mel?" tanya Arga berbasa-basi, m
tes. Gue kan gak sepinter lo. Gue memang peng
ecil seperti ini," i
di Yogyakarta. Kampus ini cukup terkenal dan masih satu kota dengan tempa Arga tinggal. Tidak mungkin bagi Arga untuk kuliah
emangat!" Arya mengangka
membuat keberanian Arga bangkit kembal
einginan kamu. Tunggu aku! Aku pasti akan temui kamu lagi setelah semua itu tercapai.
n dahi setelah mendengar
ing, rutuk gadis