icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Dia, Lo, Gue

Bab 4 Kriteria Melia

Jumlah Kata:1492    |    Dirilis Pada: 16/06/2022

apa yang ada di dalam pikiran dia sekarang. Dia

pacar. Apalagi lo! Gue itu butuh cowok yang nggak cuma handsome, tapi juga mapan. Gue nggak mau ya naik motor, kepanasan, kehujanan, kena debu. Apa

dah, deh. Mulai hari ini, gue nggak kenal sama lo lagi. Jangan pernah lo nyapa-nyapa gue lagi. Paham lo?" Melia

paya bisa menjadi pria mapan yang layak untuk bersama Melia. Just wait for me, Melia. Tunggu aku. Aku pasti akan jadi pria yang sukses, membanggakan, dan

u. Guntur juga mampu sembunyikan teriakku. Namun, hujan, petir,

*

ak pernah saling mengenal. Keduanya saling menghindar dan memilih untuk berada dalam jarak aman.

ekolah Arga, dari depan pintu kelas. Seketika, teman-teman satu kelas melihat ke arah Arga yang juga memasang tampang keb

amun, dia menuruti titah sang guru. Dia bergegas mengemasi buku dan barang-barang lai

ga yang penasaran sambil me

Beliau baru saja menelepon ke sekolah. Kamu diminta untuk

agai seorang guru, beliau jarang sekali terlihat berbicara dengan m

dengan Ibu? Arga bertan

salamu'alaikum!" kata Arga sembari mencium t

u ke rumahnya. Sekilas, Arga melirik jam di pergelangan tangan kirinya. Pukul 11.14. Syukurlah, hari ini adalah hari Selasa. Jalanan di kota Yogya tidak terlalu padat di hari

erumunan warga. Semua orang terlih

erjadi sesuat

emutuskan untuk memarkir motor di mulut gan

ya," kata salah s

ga yang mulai tidak sabar. Terlihat

celakaan, Ga. Ayo, segera mandikan, l

gar jawaban dari mulut Pak Jumari. Hampir saja dia terjatuh, kal

a. Kasihan ayahmu kalau kamunya nggak ikhlas

g berselimut kain jarik dan Arum yang sedang bersimpuh, menangis dengan wajah pucat di samping tub

uhan sayang sama Ayah, Bu." Arga tidak hanya sedang me

kan motornya oleng dan terjatuh. Nasib sial, beliau lupa mengaitkan tali helm. Pelind

sih termenung. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing. Ada sesuatu yang hilang di dalam hati. Walau sang ayah bukan seseorang yang

sang ayah. Dia harus bisa melindungi, juga merawat Arum dan adiknya. Sudah menj

ga. Perlahan, akhirnya mereka mulai terbiasa. Waktu telah mampu m

berlanjut sebagaimana biasa. Arga teringat akan pesan

ima kasih atas semangatnya,

ni tidak main-main dengan ucapan dia waktu itu. Melia bersikap seolah tidak mendengar apa pun y

terharu, atau sedih melihat kegigihan anak sulungnya itu mencintai gadis pujaan hatinya. Arum tidak tega untuk melemahkan impian serta

tanya Arum yang melihat waj

Melia, Bu," jawab Arg

asih bisa ketemu, kan?" Arum menggelengkan kepala dengan waj

bali satu kelas dengan satu-satunya gadis yang dia cintai. Hal ini membuat dia lebih bersemangat untuk

Arga untuk mengukir prestasi ba

berhasil dia raih. Dia berpikir kalau semua itu akan memudahkan di

ik. Hari terakhir berada di sekolah, tidak disia-siakan oleh Arga. Dia member

g buat kenang-kenangan? Please,"

n anggukan. Senyumnya masih sa

kena diabetes karena melihat seny

foto berdua. Keduanya memang t

kuliah di mana, Mel?" tanya Arga berbasa-basi, m

tes. Gue kan gak sepinter lo. Gue memang peng

ecil seperti ini," i

di Yogyakarta. Kampus ini cukup terkenal dan masih satu kota dengan tempa Arga tinggal. Tidak mungkin bagi Arga untuk kuliah

emangat!" Arya mengangka

membuat keberanian Arga bangkit kembal

einginan kamu. Tunggu aku! Aku pasti akan temui kamu lagi setelah semua itu tercapai.

n dahi setelah mendengar

ing, rutuk gadis

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka