Gairah Liar Sang Dosen
ang terurai. Baju berwarna putih yang ia kenakan sedik
kuliah. Wajahnya tidak cantik, juga tidak jelek. Kelebihan yang terdapat d
serta pikirannya di sebuah kafe yang terdapat live musik. Setidaknya, unt
eorang pria yang dengan san
serius. Pria itu ditafsirkan oleh Keish
ali.pada aktivitas sebelumnya. Ia tak memghirauka
boleh?" tanya pria itu tanp
sha menjawab tanpa melih
sebut dengan panggilan apa. Meski umurnya mungkin tidak berbe
ang." Pria tersebut tidak berhenti sampai di situ
nggerayangi hatinya karena baru kali ini ia berurusan sama seorang pria dewasa. Ra
kannya, pria itu menjulurkan tangan
ish
n jantung yang begitu kuat. Bukan karena rasa cinta. Me
tau kerja?" tanyanya
akan berniat melakukan hal-hal jahat. Apalagi, belakangan sering teed
ha menetralisir rasa gugupnya yang bers
a yang ramah tidak hilang dari wajahnya. Jelas saja
ya? Apa Om ini sales?" tany
irip dengan seorang sales yang biasa Keisha temui. Menggunakan kemeja lengan panjang berwarna hitam,
malah tertawa. Apakah p
anya Keisha lagi dengan nada dan bic
en, makanya berpakaian seperti ini." Edwin berkata dengan begitu lembut ba
a bersalah. Keisha sengaja mengganti panggilannya agar lebih enak. Terleb
gin berkenalan saja. Boleh, 'kan?" tanyanya denfan sua
bagi Keisha, laki-laki itu sedang menghinanya. Mana ada perempua
emujinya cantik. Keisha berpikir apakah seorang laki-laki dewas
pak inginkan. Rayuan Bapak tidak mempan untuk merayu saya dan menjadikan saya selingkuhan B
gung. "Kenapa kamu memgatakan saya
emiliki istri," jawab Keisha dengan nada datar yang bersiap m
saya sudah tua dibandingkan kamu?" tanyanya dengan
nghindari hal-hal semacam itu agar nama baik say terus terjaga." Keisha berkat
ampus mana!" teriakan Edwin ti
dia tahu di mana Keisha menempuh pendidika
*
Keisha baru pertama kali berangkat lebih pagi agar terhindar dari se
mana Keisha tinggal dan di mana Keisha mengenyam pendidikan. Meski kemarin laki-laki itu m
tidak tenang semenjak bertemu dengan Edwin. Meski laki-laki it
Kei." Arini, teman dek
an wajah yang begitu ketus. Bukan karena tidak suka kedatangan
ta-rata yang ngajar di kampus kita. Lumayan, buat cuci mata. Kemarin itu hari pertama tu dosen masuk,
jelek juga
a s
tenang. Perlahan-lahan, semua mahasiswa serta mahasiswi mulai hadir.
berjalan ssja sudah sangat lambat. Mungkin karena itu
an loh! Kayanya gantiin dosen lama." Arini begitu histeris ketika
k tidak memberikan tugas apapun pada mahasiswa dan tidak membuat
saya Edwin Pramana dan saya dosen oengganti
nar-benar terkejut saat mengetahui bahwa laki-laki rese yang ia temui kemarin