icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Balas Dendam Terindah

Balas Dendam Terindah

Penulis: Amiya
icon

Bab 1 Gadis Malang

Jumlah Kata:1068    |    Dirilis Pada: 13/06/2022

as Dendam

ajar yang diajukan melihat kondisi Arawinda Ardiningrum yang se

rambut ikal sepunggung itu masih bernafas meski dengan bantuan selang oksigen. Jantungnya juga masih berdetak normal sesuai yang tampak

ta atas pertanyaan rekan kerjanya t

i hari-hari kemari

ka jadi gadis ini, a

maksu

pannya, ia menatap wajah Arawinda, "

pria yang menjadi peng

putih untuknya," ungkap suster itu samb

ta tidak membah

ahu, menur

asih bisa mendengar k

i sini berbicara tentang cuaca, tentang bintang film yang sedang t

ian peke

rang yang membalas kata-kataku," ucapnya seraya kel

anya terdengar suara mesin monitor yang

daan dalam ruanga

rong perawatan Arawinda. Beberapa menit lalu sebelum hujan turun, tampak seorang pria berjas keluar dar

akan berpamitan kepada Arawinda. Seperti hari-hari kemarin, kali ini pun ia menceritakan

Begitu sapany

h menyenangkan, tapi aku sudah terlalu tua untuk bermain hujan-hujanan." Ia tersenyum lalu mengalihkan pandangan pada mawar putih di atas nakas. "Bangunlah sayang, aku tak tahu hidupmu seperti apa sebelum ini, tapi ada seseorang yang sangat berharap kau bangun.

ngejutkan pun membuatnya lekas memutar tubuh dan kembali ke samping Arawinda. Ia terpaku, menunggu sebuah keajaiban te

seperti berbisik kepada dirinya sendiri. Dan s

telunjuknya sedikit terangkat. Suster itu menu

nuhnya dapat mempertanyakan keberadaan dirinya. Matanya mengerjap beberapa kali, berusaha menyesuaikan kadar cahaya yang baru saja masuk ke kornea matan

u?" Arawinda seakan mengenali suaranya. Perkataannya terasa familiar sekali dalam benak Arawinda. Kepalanya berdenyut memikirkan hal

edikit meremasnya sementara tangan satunya meraih telepon genggam di saku. Ia memencet satu nomor kawan yang sek

lama. Ia mencoba memperhatikan sekitar. Wanita ini tadi memperkenalkan dirinya s

ang menjuntai, serta stetoskop terkalung di lehernya masuk ke ruang

a saat ia mendengar suara pria ini, sama seperti tadi. Ia merasa familiar dengan suaranya tetapi tidak dapat mengenali wa

rawinda, dokter Geo berkata, "Kau sekarang berada di International Hospital dan kau sudah tertidur cukup lama. Kami menyebutnya koma." Arawinda paha

gingat beberapa pesan yang telah diberitahukan oleh pria yang selalu mengunjungi Arawinda. Dokter

inum?" Arawinda menganggukkan kepalanya. Mulut dan tenggorokanny

ah mewanti-wanti agar jika Arawinda sadar, maka dialah orang pertama yang harus dihubungi oleh pihak rumah sakit.

May dari Interna

alah yang memutuskan sambungan telepon setelah menyuruh suster May untuk tidak menghubungi s

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka