CALON TUNANGAN PALSU
pan bisa sembuh. Apa boleh buat. Aku tahu banyak yang berlari membawa luka dalam dirinya. D
ku bingung, karena salah memberi nomer asramanya. Karena tanpa kebingunganku dengan nomer itu, mungkin kita tidak akan pernah berkenalan. Aku benar-benar takut k
kita lalui, tapi bukan berarti tidak b
ukan waktu se
k kita sudah tersebar hampir ke s
ebelum tangga
esan yang kau kirim, berita yang tak terduga darimu. Sungguh pengec
berbuat kesalahan fatal. Dena sedang mengandung anakku. Pa
u
at l
r ini ajang uji coba!
mainkan hati sekaligus
a aku rasakan, bahkan hingga detik ini - hampir lima tahun setelah luka itu diukir di
membatalkan acara pernikahan kita, aku m
ndangku! Undangan berwarna emas yang sama p
u simpan otak da
*
! Hei,
ngan di depan wajah Azzura -asiste
perlu apa, ya? Kopi, teh atau air mungkin?" imbuh Azzura buru-buru mengembalikan konsentrasi. S
n. Ayo, semangat! Kamu dibayar pake duit perusahaan, lho!" Aydan menunjuk-nunjuk arloji di pergelan
Pak. Iya deh, iya. Maaf, baru
ya manggil kampret." Aydan terkekeh, "m
nya te
ia yang sopan." Azzura menyerahkan lembaran kertas yang sudah selesai dia cetak sejak lima meni
gan Azzura, "hanyut ... hanyut, memangnya kamu aliran sungai. Sana beli kopi, sekalian kamu juga. Eh, ya, beliin s
atu divisi kita aja, Pak?" Azz
Aydan melongok, "boleh, boleh.
agi pengen nambah dosa! Jangan
at kamu sama saya aja. Sama Sant
a itu berkas-berkasnya. Biar cepet cair,
dengar bos-nya itu tertawa kecil, "iya
*
gan 25 tahun. Usia rawan pertanyaan kapan menikah
engan pertanyaan, "kapan calon mantu Mama, mau kamu bawa ke rumah?" atau di lain waktu, "Ra, sebentar lagi kamu mau dua puluh lima tahun, lho. Masak masih ngg
zura meng
yang sangat meng
*
ini
rbunyi nyaring saat A
Azzura, mau
bawah menyapa ramah. Dia sud
a satu punyaku, jangan lupa ekstra susu ya
duk Mbak, nanti kalo udah
yal. Kamu pikir saya te
layan kafe kopi- memanggil nama Azzura, "
lazernya. Pesan singkat yang baru saja selesai d
m Riko sama istrinya mau mampir, mumpung la
pesan dar
m Riko dan istri' yang mau mampir ikut malam di rumahnya. Bukan apa-apa, Om Riko
tenya itu punya mulut yang nggak difilter. Semua kalimatnya penuh dengan si
kata mamanya, dia bersikap begitu karena usia anaknya tidak terpaut jauh den
a meletakkan kopi milik Aydan di ujung meja kerjanya. Aydan hanya melirik
lho." Azzura hanya meringis mendengar jokes garing bosnya. Untung ganteng, untung
lebih bagus, dari yang kemarin, biar nanti ada pilihan lain." Aydan menatap Azzura dari balik lembaran berkas, menyesap
*
. Jadwal pulang ke rumah sebetulnya hanya di akhir pekan. Ck!
rlalu jauh dari kantornya. Sebetulnya mama dan papa menolak, tapi berbekal alasan klasik, biar le
nya yang pindah ke luar kota karena ikut suaminya pindah tugas. Apartemen
an rumah orangtuanya. Azzura hafal, itu mobil m
g lip tint yang senada dengan warna asli bibirnya yang memang merah alami. Setelah dirasa cu
ra bisa mendengar denting p
ra cempreng ciri khas Tante Tania l
i tahu kan kuda kalo lagi nyengir kayak gimana? Kayak nahan
zzura melirik mamanya yang
u kan workaholic. Kerjaan aja y
memotong kalimat tantenya se
, Te. Mau ke kamar mandi du
andi dulu, baru duduk iku
belakang. Semangat, Ra! Ini baru pemanasan, ronde sela
*