Benih Cinta CEO
, ada a
rasatku sudah mulai tidak enak ini
ti memberi isyarat kalau beliaunya
sudah kacau. Entah kenapa, aku ingin cepa
ur. Ayah Ibumu sedang dicari di
dari tanganku. Ponselku p
dan menyandar di dinding yang palin
inya. Tidak menyangka a
karuan, aku lemas tidakah? Kalau aku tahu kalau begini yang akan terjad
tama dengan syarat memakai hijab ini jus
. Bagaimana keadaan Ayah Ibu
.. kamu kena
h kananku. Dari suara aku mengen
mar pandanganku menampaki tiga sahabatku
ang di sini
namun aku tidak bisa. Aku mau menjerit aku
ma kasih sayang. Menyelami kenangan Ayahku yang se
n Ibuku. Haruskah aku pergi sekara
lah mimpi namun ini kenyataan.
ada tangan yang aku rasakan mengelus punggu
Kamu kenapa bisa menan
it tidak karuan. Tidak rapi seperti awal tadi. Air mataku
u terba
Lalu memegang ke dua pipiku sambil
u tidak apa-apa kan? Ayo
u lihat berlari menuju lantai bawah
rsama kamu kok. Ayo bangun, kita ha
*
, Ibu
nce yang membawa Ayah dan Ibuku pergi dalam
ta harus ke Rumah Sa
dengan Fani. Sementara Naina da
para pemadam kebakaran bergegas untuk memadamk
uku yang dilarikan Rumah Sakit Purnama ditambah lagi kondisi rumah
Tirai-tirai terbakar dengan hebatnya. Dalam setiap cela
...
sudah siap menjalankan mobil tingga
sebesar itu
akan bagaimana kejadian itu bisa terjadi. Aku memang
ocoran gas elpigi maka meledaklah
an tanya jawab dari Ibu-ibu
tabah
*
u berlari meninggalkan
g UGD yang sebenta
n, namun ternyata UGD sudah
mulai yang berada di ata
akah? Resahku bertandang
melesat ke mana-mana. Menari-
u, senyum Ayahku kemudian
na
menghampiriku. Iya,
liki mereka. Aku harus bisa yang namanya tegar. Berdoa kalau ini adalah ujian yang seperti nabi
adalah melihat Ayah Ibuku dengan luka-luka bakar di bawa lari k
apa ini bis
dalam pelu
an entahlah Rey sama Arul berada di mana. Mat
aik-baik saja kok orang tuamu. Kam
ng tuaku seperti tadi sangat membuat aku terpu
afa hanya bisa mengelus pung
menagis terus. Kam
*
irnya sudah mati. Ya Allah b
ana Ayah den
erdiri dari te
yang tidak waras dan lebih tepatny
banyak dan bahkan air mata yang sempat
ertata berbeda jauh dengan aku yang semu
h berusaha. Namun Allah
e
ah seketika. Sala
di depanku ini mengatakan k
, apakah kebenaran? Tidak. Jangan
dokter i
penuh taburan
yang dikatakan dokter. Untuk itu aku meyakink
olonglah jangan sampai terjad
dunia. Maafkan kami, kami sudah ber
ng hentikan
ku di dinding. Namun tidak, a
g ke dua telingaku yang seperti tiada m