icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Benih Cinta CEO

Bab 4 Petaka Maut

Jumlah Kata:1075    |    Dirilis Pada: 12/06/2022

, ada a

rasatku sudah mulai tidak enak ini

ti memberi isyarat kalau beliaunya

sudah kacau. Entah kenapa, aku ingin cepa

ur. Ayah Ibumu sedang dicari di

dari tanganku. Ponselku p

dan menyandar di dinding yang palin

inya. Tidak menyangka a

karuan, aku lemas tidak

ah? Kalau aku tahu kalau begini yang akan terjad

tama dengan syarat memakai hijab ini jus

. Bagaimana keadaan Ayah Ibu

.. kamu kena

h kananku. Dari suara aku mengen

mar pandanganku menampaki tiga sahabatku

ang di sini

namun aku tidak bisa. Aku mau menjerit aku

ma kasih sayang. Menyelami kenangan Ayahku yang se

n Ibuku. Haruskah aku pergi sekara

lah mimpi namun ini kenyataan.

ada tangan yang aku rasakan mengelus punggu

Kamu kenapa bisa menan

it tidak karuan. Tidak rapi seperti awal tadi. Air mataku

u terba

Lalu memegang ke dua pipiku sambil

u tidak apa-apa kan? Ayo

u lihat berlari menuju lantai bawah

rsama kamu kok. Ayo bangun, kita ha

*

, Ibu

nce yang membawa Ayah dan Ibuku pergi dalam

ta harus ke Rumah Sa

dengan Fani. Sementara Naina da

para pemadam kebakaran bergegas untuk memadamk

uku yang dilarikan Rumah Sakit Purnama ditambah lagi kondisi rumah

Tirai-tirai terbakar dengan hebatnya. Dalam setiap cela

...

sudah siap menjalankan mobil tingga

sebesar itu

akan bagaimana kejadian itu bisa terjadi. Aku memang

ocoran gas elpigi maka meledaklah

an tanya jawab dari Ibu-ibu

tabah

*

u berlari meninggalkan

g UGD yang sebenta

n, namun ternyata UGD sudah

mulai yang berada di ata

akah? Resahku bertandang

melesat ke mana-mana. Menari-

u, senyum Ayahku kemudian

na

menghampiriku. Iya,

liki mereka. Aku harus bisa yang namanya tegar. Berdoa kalau ini adalah ujian yang seperti nabi

adalah melihat Ayah Ibuku dengan luka-luka bakar di bawa lari k

apa ini bis

dalam pelu

an entahlah Rey sama Arul berada di mana. Mat

aik-baik saja kok orang tuamu. Kam

ng tuaku seperti tadi sangat membuat aku terpu

afa hanya bisa mengelus pung

menagis terus. Kam

*

irnya sudah mati. Ya Allah b

ana Ayah den

erdiri dari te

yang tidak waras dan lebih tepatny

banyak dan bahkan air mata yang sempat

ertata berbeda jauh dengan aku yang semu

h berusaha. Namun Allah

e

ah seketika. Sala

di depanku ini mengatakan k

, apakah kebenaran? Tidak. Jangan

dokter i

penuh taburan

yang dikatakan dokter. Untuk itu aku meyakink

olonglah jangan sampai terjad

dunia. Maafkan kami, kami sudah ber

ng hentikan

ku di dinding. Namun tidak, a

g ke dua telingaku yang seperti tiada m

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka