Menikahi Suami Orang
ah kenyataan pahit yang harus Armando telan secara mentah-mentah. Pria malang itu terus menyalahkan
ti menuduh Armando telah berselingkuh darinya. Wanita itu memukuli lengan Armando yang tengah sibuk mengemudikan mobilnya. Hingga Armando kehilangan fokus dan mobilnya meleset te
kedua kelopak itu terpejam, hanya ada ke
enuh perhatian juga penyesalan. "Arabella, ayolah bangun. Jika kamu ingin menghukumku maka silahkan sa
au punggungmu sakit, lalu aku akan memijatmu dan setelah itu kamu akan
gambil napa
Dia memaksaku minum minuman yang sudah ia beri obat sehingga aku merasa kehilangan fokus. Dia memelukku dan kamu melihatnya. Kamu marah besar saat itu, kan? Tapi p
kali pertama dirinya bertemu d
nya aku mengabaikanmu, tapi kamu selalu mengajakku berbicara. Aku berpikir kamu adalah orang aneh yang suka menggoda para pemuda. Tapi setelah kita kenal lebih dekat, aku memahami kalau sebenarnya kamu
perhatikan wajah Arabella ya
seperti dulu. Aku selalu menunggu hari itu. Aku akan selalu menemanimu di sini sampai kamu mau membuka matamu
nya, tidak peduli kondisinya sekarang seperti apa. Buatnya, Arabella adalah cinta sejatinya. Dia tida
untuk wanita manapun. Itu merupakan hal bagus, karena ia terus mempertahankan kesetiaann
elponnya, membuat mimik wajahnya sedikit berubah. Armando sudah menebak kalau Claudia akan menanyakan kebe
, lantas menaruhnya kembali dalam saku. Ia hanya ingin kesendirian tanpa gangguan. M
*
durnya. Wanita itu menyadari dirinya duduk di sofa ruang tamu dengan kondisi kelelahan. Menunggu sang putra yang tak kunjung pulang
mata, memperjel
man
semata wayangnya akhirnya sampai rumah, t
wanita itu menghampirinya. Memapak sang pu
t." Mimik wajah kecemasan se
mando berkata dengan nada ma
disimu sekarang? Kamu bahkan seperti
ri balik pilar, melihat sang ibu dan sang putra sedang berdebat. Tentu saja ia melihat kon
rteriak panik saat tubuh keka
un hal itu urung saat suara langkah kaki terdengar dari tangga ata
a a
i putramu!" Claudia
asa aja. Seakan pemandangan tersebut tak membuatnya te
u saja. Mempercepat langkah
iasa saja seakan menganggap ha
alam kita mendapatkan pemandangan se
ekali tak jelas. "Papa benar sekali! Hanya Papa yang bisa mengerti Armando. A
nnya, oke?" Armando berkata seperti orang mabuk pada umumnya. Memeluk tubuh ibunya dan mencium keningnya. "Aku aka
Claudia kem
ahan putranya un
rlu khawatir, oke?" Lagi-lagi
rio. Gegas ia membimbing sang putra menuju tangga untuk k
membuatnya sedih. Ia tak menyangka kalau orang kaya raya dan memiliki segalanya akan merasa serupa orang yang tak memiliki apa pun dalam hidupnya. Ia bisa meliha
gan Tuan Muda? Kenapa aku merasa