Mas Aska Kesayangan Kunti
ntul. Setiap pagi, para warga selalu menanyakan
ang wanita datang, insting pedagang Aska langs
hanya ingin bertanya, ke mana adikmu
ya. "Dia sudah pergi
erada di sini, mungkin saja dia bisa membawa keberuntungan untuk warungm
yang Kirana ucapkan. Bahwa warung miliknya su
neh berpakaian mirip hantu itu dan menanyakan apa yang
*
tapi gadis itu tak berada di sana. Ia menunggu di ujung jalan. Hari
neh itu di sana. Mungkin dia sudah pulang ke rumahnya
us tiram demi memancing penciuman Kirana. Sayangnya, gadis itu juga
dan tidak laku. Di depan rumahnya, Aska melihat ke arah warung yang berada di seberang
liknya, tetapi makhluk gaib itu tak bera
e
engalir. Pocong itu berada di dalam kotak sampah. Tersenyum menyer
noleh pada sumber suara dan semakin terkejut karena pena
ia hanya terkejut karena wajahmu sejelek itu," desis Kirana pad
melihatnya?
hat semuanya!"
menca
dak bisa ke luar hutan di siang hari! Bisa-bisa dipukuli mass
mu datang ke sini
bisa mencium itu!" bantah Kirana merapikan ramb
*
ahnya dan membiarkan gadis aneh itu me
hidup!" ucap Kirana membuat Aska menoleh padanya. Kirana pun i
unung, aku tidak bisa hidup sepert
ngan ujung bibir naik sebelah. "Tapi, kenapa k
na kembal
gkan anak malang ini ke Gunung Suntul," jawab Kirana. Ya, terserah s
ang menaruh guna-guna di warungku. Bis
t bulu di sekujur tubuh Aska berdiri tegak seperti Kucing hendak berten
ar mirip hantu
" alibi Kirana agar tak ketahuan. Bisa mati berdiri pria di had
warungku!" Aska memegang kedua tangan Kirana
?" tany
gin sekali!"
turun gunung!! Apa di gunung itu
pat hilangkan guna-guna itu!" te
patnya Kirana menyeruput saus
menatap warung yang diisi ol
mereka di sin
erit Aska t
ali," lanj
reka semua!"
ga butuh bayaran dengan pekerj
mi, kepiting, udang dan gu
memelas. Aska menoleh padanya. Kirana ter
a sendiri!" bent
Kau boleh tinggal di
a aku memiliki adik seperti hantu!" be
ya. Satu tali pocong dan gumpalan rambut terdapat di sana. Tan
warung itu. Juga beberapa bunga kering di bawah rak pir
ak ada apa pun!" bantah Aska sambil terus me
am laci tempat Aska menaruh uang. Ya, Aska tak pernah mendapat
elatung. Meskipun itu berharga, tetap saja Aska bergidik ngeri. Kirana mengumpulkan semua ulat itu k
meja makan dan seluruh isi dapurnya karena posi
*
dur di sofa ruang tamu. Benar-benar terlihat seperti hantu. Namun, kaki putih
t untuk ditaruh di etalase. Belum satu jam, orang-orang mulai berdatangan dan memesan m
ia telah menghabiskan satu liter minyak sayur. Aska kembali ke
aruhnya di atas meja. Ia kembali ke warung setelah
endela rumah Aska. Pria dengan rambut berponi itu sedang si
atkan. Mungkin emas itu bisa ia gunakan untuk memperba
*
tu sedang menghitung uang pendapatannya di hadapan Kirana. Sesekali gadis itu berusaha
"Aku butuh sedikit uang untuk membeli baju, aku juga harus memperba
lanak merengek meminta uang. Aska kembali
salahnya berbagi sedikit denganku?!" om
ku juga butuh sendal!! Kau kira kaki ini tidak
pa kau akan datang ke toko dengan penampilan ini?! Kau i
!" jerit Kirana
aga, berhenti mengajakku mengobrol!! Sudah lu
irana secara tiba-t
a a
Seseorang mengetuk pintu rumah Aska. Segera Ask
laris ke Gunung Suntul. Pantas saja Kirana mengatakan ada Dukun. Pria itu bernama
at Aan memasuki rumah itu. Ia benar-benar tidak tahan dengan baunya
ah mendapatkan pela
pa?" Aska malah
u ramai
ngat berguna," ucap
ang kau gunakan?
I
memotong kalimat Aska. "Tentu saja, ak
ergi ke supermarket membeli bahan-b
ualanmu
jawab
itu aku pergi dulu. Semoga jualanmu laris setiap hari,
apati Kirana yang sudah terbaring di lantai
Kirana berjalan ke dapur dengan sempoyongan dan hampir terjatuh. Ia mengambil kar
itu dukun?"
sepertiku. Peda
a, kemenyan!"
tak Kirana memutar tub
k. Kulitnya putih bersih tanpa luka. Tetapi, Aska juga melihat bekas lu
embuat Kirana tertegun. Aska menggenggam tang
akukannya, untungnya masih bisa selamat he
lakukannya?" t
ku sangat sulit,"
at hantu. Itu sanga
rang pun yang benar-benar mencintainya. Tak ada satu orang pun yang berniat baik padanya. Bahkan, anggota k
ka menepuk pundak Kirana. Deg~ Kirana merasa sentuhan itu berbeda dengan seb
egan? Mana punya jantung aku untuk berd
*
pan rumah Aska. Mereka mengantar banyak sekali kotak kardus. Itu adala
eperti manusia normal. Namun, rambut dan waja
orang karyawan dan 3 alat rusak karena mengurusi rambut Kirana. (Bayangkan saja, rambut Kuntilanak
wajah Kirana. Namun, gadis itu masih meng
rengek Kirana di jalan
i bahan untuk bes
!" rengek Kiran
ok s
. Belum tentu besok masih ada!
!" perintah Kirana memberikan
i?" tan
Jualkan untukku, agar aku mempunyai uang dan bisa berb
uang dari penjualan emas itu kepada Ki
a separuh?!"
semuanya, bisa h
irana merajuk sambil m
rumah, seorang pria berdiri di samping Aska. Kirana masih merajuk
ran
sempurna. Semua orang yang mengenalnya tahu ba