Dalam Isak Cinta
, tapi wajahnya tetap terlihat pucat, tubuhnya juga terasa menggigil sejak semalam. Namun
'kan pergi send-" ucapan Gulam terjeda saa
anik, dengan cepat pria itu menempelka
sta santai, padahal kepalany
sung memoleskan lip tint di bibi
ya Gulam, saat menyadari Gi
antung di pundaknya, kemudian melangkahkan kaki k
gitu!" ujar Gulam, meng
ak Gista. "Gue udah
ri tadi yang mengatakan tidak bisa menga
ntuk mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan pa
aja!" cetus G
Gulam dengan tatapan kesal, lalu kembali m
depan gerbang, gak
Gulam diam seketika. Pria itu masih me
ah berangk
pernah keluar dari bibir Gista? Tumben sekali
nya Gulam sekali lag
l. "Gladys mana?" t
Gla
k menahan sebuah tawa yang
h gue nanya gitu?" Sebenernya Gista hanya ingin memas
khirnya Gulam tidak bisa menahan lag
eh
lengan Gulam sebelum akhirn
*
yang lalu. Gista mendengkus kesal saat baru saja turun d
pus
enyut. Ia celingukan melihat ke dalam pos
" umpa
gin di jalan, kini malah membuatnya telat
nya sembari berpikir. Ia berusaha memutar otak, memiki
jang. "Gak ada pilihan l
annya, Gista langsung melangkahkan
ak ada warga sekitar yang melihatnya, j
n berarti ia tidak bisa. Setelah menarik napas dalam-dalam, kini Gis
il membuat kakinya naik sebelah dan ki
kit lag
as membuat Gista hampir saja jatuh, ji
in lo manja
atas tembok itu, tapi sebuah s
lu menoleh untuk melihat siapa
itu. Ia bahkan hampir kehilangan keseimbangannya an
ng!" makinya yang tiba-tiba
owok yang menjadi obsesi
!" tegur Arga geram. Apa tidak bisa se
dangannya seperti terbagi menjadi dua. Ia ing
Ga! Aku ma
a-awas! H
ngung. Apalagi saat setelah mengatakan itu, tiba-tiba saja Gista la
o gak pu
ri sesuatu kalau Gista kini jatuh lemas
an tubuh Gista. Lalu membalik posisi Gi
ya? Masa loncat
itu bisa melihat dengan jelas kalau wajah Gista sangat p
n. Kalau saja ia tidak patroli pagi ini, mun
ia segera mengangkat tubuh
sekolah. Apalagi saat seorang cewek bernama Alisha melihat kejad
kin gosip
a di dalam kelas dan menceritakan apa ya
ku lihat pakai mata
ebelum rapat tadi. Ia memilih tidak memperdulikan ucapan Alisha, namun begitu menginga
?" Gladys menyimpan alat tulisnya, la
nda tidak tahu. "Tadi sih, A
banyak bicara ia segera melangkahkan kakinya me
bener aku
di sekujur tubuhnya saat melihat Arga berada dalam satu ruangan dengan Gista. Terleb
uk yang bersarang di dalam otaknya, lalu melangk
kenap
at Arga terkejut, cowok itu terlihat panik
lady
angannya dari Gista dan
apain di
engulangi pertanyaannya dan
n cowok itu, sedangkan Alisha
ari tembok samping
ankar. Dadanya kian berdenyut saat melihat luka yang terbal
sta
tang dari luar membuat Gladys