Pesan mesra Di Ponsel Suamiku
pus jejak-jejak air mata yang masih tersisa dengan punggung tanganku. Entah setan apa yang merasukiku kali
ku tak bisa menangis. Lantas, kenapa hari in
tu. Bukankah jika semua aset jatuh ke tangan Mas Yoga beserta selingkuha
pat di depan wajahku. Segera aku menepis tangan itu, sebab ting
u pintar sekali mengel
setelah menyelesaik
ipada harta itu jatuh ke tanga
simalkan aktin
mengeluarkan suara gelak tawa. Aku menatap perempuan
g lucu?" tanyaku yang membuat Maya membu
puk pahaku dengan keras. Mungkin M
ih, May? Ada y
. Akan tetapi bibir itu berkedut seperti sedang men
sakit ginjal, empedu, hati, jantung.
aku sebutkan tadi. Bukankah doa orang teraniaya itu gampang terkabul? Makanya kalau mendoaka
mbali ke yang mendoakan, Re
itu lah, May. Kamu mendoakan aku bak
t Pak Chandra kembali mendatangi kami. Kali ini ada lembaran kertas beserta bolpoin yang ada di tangannya. Aka
u yakin, amplop itu ber
. Bahkan nominal uang sebanyak
uhnya di kursi. Terdengar dengan jelas
sang suami istri datang bareng. Tapi, karena keadaan suami kamu yang
an ratus juta akan aman berada dalam genggamanku. Tak a
lah d
tas itu ke arahku. Aku pun menerima
h diketik dengan mesin komputer itu. Beberap
uta rupiah. Di lembaran kertas tersebut juga bertuliskan jika bunga yang menjadi tanggungan senilai lima persen tiap bulannya. Setelah aku hitung-hitung, itu arti
as Yoga saat harus membayar pinjaman senilai sembilan
a tersebut akan dibayar sekalian deng
kami tak bisa mengembalikan uang pinjaman beserta bunga, mak
anah yang dibangun rumah itu tak seberapa luas. Pun juga d
dibilang tak terlalu luas. Mobil pun juga bukan mobil maha
us juta pun tak akan membuatku r
ak Chandra yang sedang menatapku la
n ditand
n tandatangan lalu kuselipkan nama di bawah t
bulan sebab aku yakin, di bulan itu ak
itu ka
nt
, tak akan ada penyelesaian soal harta gono-gini maupun hak asuh anak di persidangan nanti. Toh Mas Yoga pun juga sudah bernia
benar bern
anganku. Pak Chandra menyerahkan dua amplop tersebut.
ulu," ucap P
engan
itan untuk pulang. Berkali-kali aku mengucapkan ucap
il milik Maya terparkir. Maya duduk di balik kem
an tak hentinya bibir
terus dari tadi, Bu ...," seloroh Maya yang membuat
May. Terima kasih ya karena kamu sudah sud
lah yang mencarikanku di mana tempat aku bisa men
setelah ini kita jadi k
ggak ada janji ata
ku selalu free
ekatku selama baru menjelajah di kota ini bersama Mas Yoga pun ten
nanti Yoga nggak akan mencari kamu? Apalagi kamu satu kampu
kok. Dijamin nanti dia tidak akan bisa menyalahkan aku
ki perjanjian se
gelengka
noleh ke arahku lalu kembali
aku yang satu itu. Terlihat Maya
s ide
pangi berbelok dan berhenti di depan sebuah b
an khas seorang security membukakan pintu untuk kami. Aku menganggukkan
unjung di bank ini pun tak begitu banyak. Hanya ada dua orang saja. Itu ar
tkan tadi. Sembilan ratus juta rupiah. Aku hanya ingin berjaga-jaga, jika nanti uang itu kumasukkan ke dalam rekeni
selesai, aku dan Maya pun bergegas keluar lalu berjalan menu
elang lama terasa mobil mulai bergerak lalu kembali mel
n siang terlebih dahulu di luar. Kami menyantap
ga tandas sebagai tanda jika makan siang kali ini telah usai. Pun juga den
" ucapku sembari mengeluarkan buku rekening yan
Maya deng
Maya menerima buku yang kuulurkan lalu la
jangan sungkan-sungk
n bantuan untukku. Tanpa sadar, pandanganku terasa berkaca-kaca. Cepat aku
ti itu, Ren. Kamu bisa mendapatkan sosok lelaki yang jauh le
lelaki itu, aku merasa terh
Maya yang ada di atas meja lalu
kasih ba
unggung tanganku sembari mel
hampir sampai di ambang pintu, gendang telingaku menangkap suara yang sangat