Teman Virtual Menjadi Teman Hidup
yaan kepadanya, lalu menyuguhkan senyuman yang menyebalkan terhada
semakin lama semakin memerah dan memanas, "Duh, kok jadi gugup begini sih, K
jelas?" tanya seorang pria yang memakai kemeja co
ung harus memanggil nama pria itu sementara dia hanya melihat
adhan, itu nama
Kak. Perkenalkan aku Cherry Anindya Ramandha, salam kenal," sahut Cherry de
a, Cher," sahut
ledek Devan yang merupakan sahabat virtualnya. Ya, Azam tiga tahun lebih tua dari
sanggah Cherry d
k ke arah monitor, menatap Devan dan Cherry secara berga
Devan mau pamit aja."
ertemuan mereka di via zoom, gadis itu tampak kesal dengan perlakuan Devan, tapi dia
matikan?" t
y menggerutu dan menggebrak meja dengan keras, sehing
habatnya itu. Selalu saja mempertahankan sika
cara untuk mencari tahu respon Devan. Seketika terlintas ide di kepalanya. Cherry ingin menggunakan kekuatannya untuk menghamp
tik jemarinya dan memunculkan bunyi. Gadis itu se
tadi aku gak k
neh-aneh deh,"
u ya, 'menghilang 'tuk kerumah Devan." Gadis i
anak sakit ya? Di beri tunangan yang tampan dan jelas asal usulnya malah di bikin j
rdiri tepat di samping Devan yang masih melakukan
sakan ada sesuatu yang sedang mengawasi dirinya. Devan tak bisa melihatnya karena keku
a bergantian hingga membuat Azam heran mel
ia itu merespon pertanyaan Azam dan kembali fokus
tu terkejut dan melangkah mundur hingga tak sadar posisi tubuhnya mentok di tembok dan mem
sedang berada di balik layar ponselnya. Mereka bergidik ngeri saat menyaksik
mahmu," ucap Azam yang mengelus tengkukny
hiri pertemuan mereka di via zoom. Pria itu segera menelusuri setiap ruangan dan enggan meng
gagal untuk menunjukkan jati diri sosok tersebut hingga membuatnya hampir
an jati
u menunjukkan jati dirinya akhirnya Devan memilih untuk menggunakan kekua
terlihat. Devan melihat keberadaannya di samping tualet. Cherry berubah menj
, cantik sekal
mendapati pakaiannya seperti seorang putri. Dia terpana dengan penampil
buhnya di dinding hingga membuatnya kebingu
h Cherry yang memuku
nya dengan tatapan yang sedikit menakutkan agar Cherry tak berbuat jahil kepadanya, "Sungguh kamu san
ria itu menempelkan telunjuknya tepat di bibir gadis
la?" tanya Devan dan gadis itu mengangguk pelan, membuat Devan tersenyum. Akh
sahut Cheery
ngnya aku majikanmu apa?" sang
edang melahirkanku, lihatlah tanda lahir yang unik ini." Devan menyodorkan pergela
, "Ayo mengaku saja, Devan!" Cherry keceplosan memanggil nama pria itu, sontak Devan mela
buat nakal terhadapnya. Gadis itu tak bisa berbuat apa-apa, karena wajah Devan terlalu dekat, hidung mancung Devan menyentuh hidung mancung miliknya, se
Gadis itu sangat takut jika Devan akan berbuat nakal t
n tangannya dan beralih mencubit kedua pipi tirus milik gadis itu. Pria itu menggele
u masih punya Allah, aku tidak mungkin mencintaimu karena nafsu. Aku memang ingin memiliki keturunan yang memil
u tahu namaku, Putri
idak mengenalik
Cherry sama sekali, bahkan bertemu di via zoom saja baru sekali. Bagaimana bisa
ka kamu tidak
gan pesona pria di depannya itu, dia mencoba memperhati
pikirannya untuk memercikkan air di tubuh pria yang berada di depannya itu, gadis itu mendelik ke arah gelas yang telah digunakan ole
ang memperhatikan seluruh tubuhnya, dia terlihat tampan dan gag
rry histeris hingga menepuk kedua pipinya secara bergantian.
tinya, pria itu melambaikan tan
Devan lagi, pria itu terus memperhatikan penampilannya. Dia merasa heran mengapa saat Cherry m
a, tapi tak membuat penampilannya berubah seperti yang terjadi dengannya sekarang. D
uan renangnya itu. Berbagai penghargaan telah d
an mampu mengubah penampilannya hanya dengan memercikkan air, sebgitu buah de
melamun, soalnya kamu sangat
." sahut D