Gadis yang Dikurung Selama Dua Puluh Tahun
keliaran di rumah ini. Fokus aja di da
yang sedikit kebingungan, seka
jalan mengekor di belakang Farah sambil mencuri pandang
embari mengusap kening
ngan dahi yang menger
kus, Tan, karena lagi mikiri
hi Farah sema
coba." Renata langsung menutup wajah, karena geli
arah menggeleng. "Ya udah,
balas Rena
Farah sibuk menjelaskan cara membuatnya, Renata malah celingak-celinguk meli
ata pun sempat berpikir kalau sosok ya
dang memasukkan semua bahan tadi ke wadah, tiba-tib
et. "Suara apa tuh, Tante? Ka
ungkin ada kucing yang masuk dan menyenggol barang yang
gguk, tetapi perhatiannya m
. Setelah itu, baru dimasukkan ke dalam oven. Selama menun
buat bikin kue di mana?" tanya
karang beli di pasar. Di sana harganya lebih murah," ungkap Farah yang membuat Rena
anak, yah?" Renata mengan
tingkah. "Ma---maksudnya ... waktu tante b
nata mengusap pundak Farah. "Tad
uk ke belakang rumah lewat jendela. "Kamu lihat gun
tnya, Tan." Netr
ai menghias kue tersebut sehingga tampak sangat indah. Renata
ata kegirangan. "Kalau aku bisa bikin kue kayak
endengar perkataan gadis itu. Renata lalu
ih gratis. Tante baik banget, deh!" Renata terkekeh, lalu bergumam dalam hat
at mamamu, yah!" Farah tersenyu
aikum." Gadis itu melengos pergi. Matanya melirik
rah mengantar Renata
pan laptop mendadak terkejut, saat melihat i
ang ibu. Gadis berhidung mancung itu memperhatika
at perempuan ini, tolong la
manggil ibunya. "Bu, Ib
berjalan tergopoh-gopoh. "Ada apa? Kenapa kamu teriak-teriak kayak gitu?
Ia lalu menarik pergelangan tangan ibunya. "Lihat, Bu, ada info or
etika terbelalak ketika melihat foto diriny
ibu! Lagian ngapain kamu main sosial media kayak gitu?! Ibu sengaja membeli l
l dengan napas yang menderu. Rahang perempuan itu juga
a hal yang menurutnya biasa saja. Gadis itu terdiam sambil menunduk. Ia tidak
Bu, aku t
uaranya sangat tinggi, hingga Sar
r mata. Ia lalu mengusap jejak air matanya sambil melihat
ar sang anak. Sarah pun lalu menangis
i pagi menjelang. Setelah salat subuh, Sarah menghampiri
ah?" tanya gadis itu seray
nak yang matanya tampak sembab. "Sayang, kamu udah bang
kan senyuman khasnya. "Iy
itu kemudian memeluk tubuh Farah dengan era
nia ini. Jadi ibu mohon, jangan tinggalk
lalu mengusap air mata di pipi ibunya denga
kapan pun, aku akan tinggal bersama Ibu," tu
ar dulu, keburu siang!" Farah beranjak dari tempat
enyum kecil. Ia kemudian berdiri dan ter
ang harusnya dibawa oleh Farah ke pasar ada di atas
ena tadi malah mengobrol denganku. Gimana I
Namun, ternyata sang ibu lupa tidak mengunci pintu. Gadis i
sudah naik ke angkot dan melaju. Sarah pun ber
mbut gondrong dan gimbal menghamp
teriak ketakutan dan berlari denga
tku? Emang dia pikir aku genderewo? Ini pasti gara-gara rambutku yang udah hamp
ap rambut gondrongnya. Sementara itu, Sarah m
mpang orang lain dari dekat. Jadi, reaksinya sangat be
n akhirnya mengantuk, lalu tertidur pulas hin
tanpa sepengetahuan sang sopir. Mata gadis i
itu pasar tempat sang ibu sering berbelanja. Padahal,
bunya dengan hati yang cemas dan takut. Ia
ng ibu tidak juga ditemukan. Gadis it
i, Bu." Sarah meringkuk di depan toko ya
rpenampilan sangar yang mabuk berat mende
sam