icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

All This About You

Bab 3 Pengganti

Jumlah Kata:4271    |    Dirilis Pada: 27/05/2022

I. Pen

ngambil yang baik, dan akan diganti dengan yang

sudah gak lagi kesepian. Ada Yansi teman baruku, yang gak

nya Bunda saat melihat

jahitan yang numpuk," jela

meletakkan piring yang berisi singkong

melihat singkong rebus buatan Bunda. "Makasih

Bunda tanpa

ya Bunda, tiba-tiba saja hpku be

m, Kak. Kak, Yan

tentang abangnya. Aku sangat suka saat mendengar ia bercerita tent

arohmatullahi wabarok

, ia langsung

ya saat baru kua

ulu, Dik,

an udah,"

aku heran. Biasanya, dia a

i dikasih pertan

ntusias. Ini yang aku suka, abangnya itu suka

adiknya usianya 2 tahun. Jadi, kalau Ahm

n percaya diri 100%. Ah ke

Yansi jawab seperti i

ditipuin itu

Yansi cukup nyari

ria, sepertinya

pu, ya?" ta

pu a

u." tuturnya. Ah, malunya ak

?" tanya abangnya den

antis. Aku mengipas-ngipas wajahku dengan kain perca, rasanya sangat panas. Ah, aku ingin terbang

wabannya 50, ya 'kan

hutku deng

sama Yansi pertanyaan, Di

atau Yansi? Aku 'lola seketika, gak

ucap Yansi yang

ah, Bang," sah

bilang Yansi?" tany

alau usai Ahmad 100 tahun, maka adiknya berusia?" jawabku meng

jawab berapa?"

ng." Aku menjawab denga

ke. Kenapa 50 t

Ahmad setengahnya," jawa

dibohongi 'kan, Kak." sahut Y

a. "Kok bisa usia adiknya Ahmad setengah

utku, tanpa sengaja keluar kata Ma

n, abangnya Yansi ma

aku. Aku mulai ragu

baik," ucapnya yang sebisa mu

hut kami k

ahun, usia adiknya, ya 98 tahun. Jangan dikurangi setengahnya, tapi harus dikurangi

a lepas, akibat kebodohanku. Aku

Kak?" tanya Yansi ya

in tertawa. Ternyata, Yan

Aku udah gak sanggu

il aja bisa salah. Tapi, lumayan juga game ini, cukup menga

ng luar biasa. Selain bisa belajar dengan asik

*

man Aisyah, mengunjunginya, karena

rikan. Seharusnya, aku tidak berpikir buruk dengan Engkau, hanya karena engk

di sana? Aku selalu mendoakanmu." Tangi

di dunia ini tidak ada yang seti

anpa melihatnya. Aku masih asik me

agar aku manatapnya. "Aku juga ak

eperti Iqbal?" tan

akanya, Aisyah mengajakku melihat senja di so

k untuk kita, hanya singgah sesaat, di

kku. Kesal, gak nyambung banget, k

akukan?" tanya Aisyah dengan serius. Me

u pergi, karena aku gak suka

Aisyah, gak n

ganku. "Nanti ada yang nyeritai yang tidak Kamu suka. Kamu

aku, ngejek aku," timpalku, tapi kena

akan pergi. Tapi, jangan sampai ini semua kita jadikan alasan untuk menutup hati." ucap Aisyah dengan sep

eperti Kamu," aku menggeleng-gelengkan kepala, menolak ucapan Aisyah, yang kat

sesuatu, kecuali akan menggantikan dengan yang lebih baik," Aisya

ama buang angin, tadi?" ta

enggaruk-garuk kepalanya, yang aku rasa itu gak gatel, ha

ambil memeluknya. Biarpun dia gak nyambung,

emua orang yang datang untuk memberikanmu senyuman. Dan, tola

kanku, "aku boleh ju

" sahut

ung, bener deh," ucapku. Kesal,

ang a

alik. Di senja yang mulai hilang itu, kami terus berlari. Melepaskan beban sambil tertawa lepas. Emang

bersama Aisyah gak

karena aku berhak bahagia. Jadi, Kamu juga bahagia, ya di sana. Karena aku di sini juga u

urga yang terbaik juga. Aku pamit, ya. Doaku tak pernah tinggal untukmu," Aku bangki

ku lupakan. Sangat penat ternyata, hidup dalam kesedihan. Padahal kesedihan itu se

apa Iqbal bers

mbil tersenyum kep

" tanya istri Iqba

utku yang 'tak kalah tersenyu

berduka cita ya, Ka

menganggukan kepala. "

cap Iqbal, yang hanya aku balas dengan anggukan. K

menjamin kepelaminan, bisa s

erat. Dan menyeruput kopi, y

ih baik darinya, yang lebih tampan darinya, yang lebih-l

*

V. Pri

ntang dia yang berhasil membuat kita nyaman. Karena

hammad Abqary -- Abang Yansi --. Yansi sering cerita tentang Mas Abqary, ternyata ia seorang pr

rtiannya. Ia sangat peka dengan sifat adiknya itu. Yang gak kalah mena

yang tengah dimabuk asmara. Tapi sayangnya, ini cinta sendiri

egur Bunda. Ah, merusak lam

dah jelas-jelas aku tertangkap basa yang tenga

" tuduh Bunda dengan tat

ang?" tanyaku mengela

pacaran lagi!" ucap

jauh," ceplosku. Aku langsung me

iapa?" tanya

isa gak akan pacaran lagi. Janji!" ucap

ncam Bunda yang in

," sahutku, kembali

ap Bunda dan pergi meninggalk

. Hati-hat

" ucap Bunda, m

celingukan, mana tau ada b

"Ini baju Bunda, jahitkan," Bunda

Bun," sahutku mene

ucap Bunda sebel

a. Pekerjaanku ya menjahit, gak pernah kerja di tempat orang. Bisa dibilang, aku kurang tau banyak tentang dunia luar. Ya, k

gumamku sambil melirik hp, ya

l aja, dia," Aku segera mengambi

sa, Yansi

a, D

dibaca, ia lang

abarokatuh, Kak Manisa," ucap Yans

rokatuh. Ada apa ini? Kok kedengerannya

qary," ucapnya sa

rasanya aku bahagia kalau Yansi m

ap Yansi yang mengambang, me

apa?" tanyaku

ah di rumah, gak bisa dibilangi. Ja

na? Terus, kenapa Abang nangis?" tanyaku tanpa sepasi, aku u

kelewatan sih," sahutny

erus?"

as pohon jambu...," ucap Yansi ngambang, akibat ketawa.

a?" tanyaku,

a ke sana ke mari, nyari naik motor, ya tetap gak

" Bisa kupastikan, kalau nada sua

dah panik kali sampai nangis." Y

si, kasian tau

arrin,"

ada salah apa? K

ak gak boleh tau. Nanti, Kakak ngomelin Yans

u, main

il, udah dulu, ya," sahutny

aku sangat senang, karena Yansi mau berbagi c

*

elesai sholat dzuhur, aku berdoa kepada Allah. Menyampaikan semua i

bah hanya manusia biasa. Hambah sekarang tengah jatuh cinta Ya Rabb. Hambah memohon kepada Engkau, untuk hilangkan perasaan ini, jika dia bukan jodoh hamba, dan j

gi. "Berilah hamba jalan yang terbaik Ya Rabb. Terima k

, aku ingin ia--Mas Abqary melamarku dengan segera. Apalagi umurku yang sudah matang, banyak tem

kah-nikah, sama kaya Kak Manisa," ucap Yansi.

sahutku. Sangat gampang emang berkata sepert

cocok buat nikah b

Dik," Aku tertawa sendir

mi Kakak k

s Abqary,"

seperti Kakak. Kakak adalah idaman untuk jadi Kakak, Kakak

elku. Bukannya malu, aku mala biasa

k kaya Kakak," sahutnya, mengaba

itu?" tany

Kakak itu bai

yang gak mau s

u sama siapapun. Di

kelihatannya Mas Abqary baik-

mau cerita. Ini

ak apa. Semoga, suatu hari nanti, ada orang y

Aamiin," sa

ku. Ah, aku suka banget keceplosan. Mal

n sama cewek. Jadi, Yansi punya cara l

rasa maluku tertutup dengan ras

sekarang,

yaku. Gak sab

ah, mikirin, gimana caranya bisa ch

. Aku masih berharap sampai sekarang, tapi

Yansi gak lupa

Gimana, Kak. Pesanan baj

gak kukenal di Whatsapp ku. Aku mulai berpikir, baj

aksud Yansi dengan pembahasan yang dulu kal

nya. Ah, Ya Rabb bahagia banget hamba.

s isi pesan ini. Ah, aku keringatan

katuh. Oh iya, Dik, masih Kakak buat, ya.

an baju apa

rcaya, bisa chattingan dengan Mas Abqary.

e saya. Ini nomor barunya Yans

udaranya,] balasnya yang m

ku terus mengatur napas

, kok

saya Ma

nyak cerita tentang Kamu lho. Terima kasih

apa? Jangan sampai iya bicara sifatku yang suka ngomong dengan asal ini. Apala

an dengan Manisa. Katany

ega, saat Yansi tidak membicar

sa aja, justru dia yang sangat b

ng baik, yang mengata

ehe

isa aja, ya. Soaln

as. Tapi, saya ju

, tapi tu

ya

ada kerjaan, saya tingga

Terima kas

ahagia yang gak pernah kurasakan sebelumnya.

gin dilamar Mas Abqary. Pria idama

*

rapan yang

menampung air menggunakan jaring. Suda

terjadi saat ini. Aku selalu berharap semua ini hanya m

a mengerti dengan maksudku. Tapi, Bunda mala cuek

in melamar Manisa?" ta

na aku gak kenal mereka berdua. Eh, datang langsung melamar. Iya sih, mereka ganteng, apalagi M

ahutnya dengan ramah dan lembut, "saya tau Mbak Manis

elototi ia, agar pergi tanpa diusir. A

lah langsung datang ke rumah untuk melamar." Bunda terus memuji pria itu, yang membuatku merasa tersindir karena pernah p

an di sisi Allah," sahutnya, yang semangkin membuat aku geram.

utuku dalam hati. Kenapa sih, gini amat hidupku. Apa aku gak pant

anisa," sahut Bunda yang membuat aku

n, semuanya ibuk serahkan sama Manisa. Karena Kamu berdua y

anis. Mas Ahmad menatapku dengan agak segan, sekali dua

Mbak jawab, saya akan terim

a terus menatap matanya. Bagaikan

n keputusan," sahutku diluar kendaliku. Aku sama sekali gak ingin mengatakan ini, tapi kenapa terucap

ng terbaik, untuk Mbak dan untuk saya," tuturnya, yang me

lau aku perlakuan tidak baik. Sedangkan ia, pria yang sangat sopan. Toh, ia juga datan

suguhi air minum. Karena Bunda yang sangat bahagia menerima ke

sungkan, "saya lagi puasa," lanjutnya dengan su

menatap Mas Ahmad deng

yang ke dua, Buk," ucap Mas Ahmad memperkenalkan adiknya itu, y

a Muhammad Alvan," ucapnya memp

unda berbunga-bunga. Sedangkan a

tersenyum manis. Mereka berdua

i izin pulang ya, B

banget," s

cengengesan

, ya. Besok, jangan lup

*

ood untuk melakukan aktivitas. Aku hanya terdia

u dan melepasnya. Karena terasa panas

tolak saja langsung, tanpa memberikan harapan ke Mas A

asuki kamarku dan du

u segera bangki

Nak Ahmad?" tanya Bunda. Ah, berarti, ra

Kulihat Bunda sambil tersenyum garing, bingung mau jawab apa. Di si

" tanya Bunda. Ah, lagi-lagi

ab jujur, nanti aku malu sendiri, karena sudah berharap sendiri. S

?" tanya Bunda. Udah ah, Bunda jadi duku

nggu, gak tau kalau aku suka dengannya," jelasku. P

a, "sedangkan sekarang, sudah jelas ada pria yang baik tenga

et, Bun," rengekku. Aku berharap, Bunda bisa mengert

ketika aku berharap Bunda peka,

ia," ceplosku. Alhamdu

alam diam. Emangnya, kamu yakin, dia seperti Ali Bin Ab

kan Bunda. Aku juga gak seperti Fatimah anak Rasulullah,

silahkan ditunggu. Tapi, jangan sedih ya,

a coba yang mengenalkan Manisa ke Mas Ahmad? Atau jangan-jangan

a Bunda gak terima

pa?" tanya

memikirkan siapa yang mengenalkanmu. L

a, B

, lah orangnya udah pulang malah lupa

luar kendali Mani

unda dan beranjak

ekku. Aku belum selesai bi

" sahut Bunda yang gak

ngomong sama

sendiri," sahut Bunda. Ah, Bund

u. Aku jadi heran, kenapa Bunda ngebet banget, aku menikah dengan

adanku ke kasur, menikmati rebah

cana Engkau di bali

enapa gak pernah indah? Apa aku harus ganti nam

. Ah, kenapa aku ngasih waktunya cuma sehari? Coba aku k

nya aku gak kenal dengan Mas Abqary, pasti

about You

*

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka