Istri pilihan sang CEO.
ateri Desain Icha sehingga dia yakin mereka pasti akan memenangkan proyek besar ini. Sebelum Pergi mereka s
an cukup megah itu, Nadia dan Mimi langsung menuju
mi bantu." Sapa salah seorang re
ini kami ada janji untuk meeting bersama Bapak Di
Wanita itu langsung meraih ganggang Telpon yang ada dihadapannya, menyandark
tuliskan Kartika itu, meletakkan kembali benda itu ketempat nya. " Mari s
a Detik, menunggu pintu lift itu terbuka, Mereka pun masuk, Tika m
melangkah keluar mengikuti langkah Tika sampai di depan sebuah ruangan. " Ini ruangannya, silakan masuk." Ucap Kartika mempe
tu, terdapat meja panjang yang memiliki 3 kursi di kedua sisi kan
tersedia, pintu ruangan itu terbuka dari Luar, Tampaklah
k dapat berkata-kata, tenggorokannya terasa kering membuat ia ber
uk disampingnya, sudah
a berjumpa lagi." Ucap Riyad
rkata apa, untuk membalas sapaan pria itu. Baru seperti ini saja Mimi sudah suli
ezky selaku assisten Riyadh, Setelah memperk
sentasi ya, please." Bis
g hafal." Tolak Nadia, membuat Mimi semakin was-was, Sedangkan ked
gas membuat Mimi semakin gelisah. " Lima belas menit waktu kalian, jika dalam Lima belas menit kalian belum siap, maka saya anggap
erlalu takut, wajahnya tampan s
deh, kamu tahu kondi
bisa, malu aku! kalau a
gan terlalu bar-bar! ter
ngan ulah Mimi saat ini. " Besok-besok kamu juga pelajari materi meeting dan desain yang
aku donk, lagian kita udah bagi tugas
benar benar
ika mereka pergi begitu saja meninggalkan meeting ini, pasti d
a pilihan lain, terp
Tut.
mi saat panggilan itu
kena
i, seolah bertanya apa yang dia lakukan. Mimi mengangkat ta
untuk
tu
eknya. Kalau iya, nggak papa mi, mungkin belum r
n begi
erus ap
kamu bisa anterin kesini n
api
ku mohon
Aku akan me
pi ya, seperti biasany
u." Setelah itu panggila
ini." kesalahannya tapi Mimi hanya ter
==
gsung menyiapkan berkas materi untuk meeting dan berganti pakaian de
inta Icha kepada ayahnya, yang sed
kemana
h, soalnya Nadia sama Mimi lupa bah
motornya. Butuh waktu hampir lima belas menit barulah Icha dan Ayahn
h mendapat persetujuan dari ayahnya Icha pun langsung bergegas masuk ke lobby perusahaan itu
ena pintu itu sedikit terbuka. " Kalian harus membayar kompensasi karena telah merugikan waktu saya, kalau tidak kalian akan tahu Akibatnya." Ucap pria itu lagi, membuat jantung Icha berdetak
aik saja kan?" Tanya Nadia. Saat meliha
masih bergetar. " Ini berkasnya." Icha menyerahkan berkas itu ke tangan Nadia. Saat Ich
h kamu yang menjel
Nad? bukannya itu tu
tidak bisa mengikuti meeting ini, seandainya aku dan Mimi pergi begitu saja, kita harus membayar kompensasi atau kita akan menda