Istri pilihan sang CEO.
ada di hadapannya menggunakan pulpen, Pikirannya menerawang jauh mengingat kembali kejadian beberapa jam lalu, Bukan Soal meeting nya
n itu, sampai membuatnya begitu ketakut
to
ntu itu, " Masuk." Pintanya pada orang yang ada di balik p
ak lain adalah Sekertaris nya. " Permisi Pak ini ada beberapa berkas yang harus
Pamit sang
kas yang baru di antar Sekertaris nya, iya membaca dan menimbang-nim
ee
bih dahulu, Lelaki itu sudah bisa menebak siapa yang datang." Ad
jangan terlal
yaan yang sama, matanya tidak sedikit pun berpi
erti ini, ya bisa di bilang terlalu serius menjalani hidupnya." Iyad! aku Cuma mau kasih tahu kamu, Tadi Tante telpo
dari 2 bersaudara, Kakaknya Perempuan. Sedangkan Lelaki yang duduk di hadapan
tu pasti aku pulang." Riyadh pun menutup berkas-berkas yang telah iy
Ta
! karena aku yakin, Mama akan
salahnya kamu nurut apa kata Tante." Dimaz me
nekan tombol telpon yang terhubung dengan meja Sekertarisnya." L
n, Jika kamu tidak kerja sehari." Dimaz berdiri dari duduknya, kemudian melangkah k
an karena pengen cepat-cepat memiliki cucu darinya. Itu sungguh tidak mungkin sebab kakaknya sendiri su memiliki 4 orang Anak, 2 laki laki dan 2 lagi perempuan. Sunggu
==
sok pun mereka sudah siapa, walaupun Sedikit grogi karena baru pertama kali mereka berkerja sam
Mimi meminta kepastian dari Icha berharap Sahabatnya itu berubah pikiran. Sebab Semua desain yang mereka bawa untuk meeting beso
kita gagal, berarti itu be
an seperti tadi." Nadia pun ikut memberi saran
usah
Timpal N
ain aja bodoh amat." Ucap Mimi dengan ketus
dan kedua sahabatnya, memutuskan memasak makan
ayang." Tanya Ayah Rifky Dengan ramahnya ketika dia mengha
sanya siang udah di rumah." Bukannya menjaw
ah Rifky." Kamu tuh ya cha, Ayah baru pulang bukannya nyediain air pu
ayah yang jelas-jelas Anggota polisi aja n
ko! lagian Icha udah biasa s
kaya gitu, Weekk." Ucap Icha sembari menjulurka
itu, Iya bersyukur kedua Anak ini mau menerima Icha disaat orang lain menghinanya, walaupun me
makanan sederhananya di meja makan sedan
ama." Icha dan Mimi pun mengangguk, ketiganya kembali ke kamar Icha. Mimi
Ayahnya terlebih dahulu, barulah ia dan kedua sahabatnya. Selama makan malam tidak ada yang bercerita. bukan karena m
Icha dan Ayah sudah menahan mereka berdua untuk tidur disini, tet
Akan memilih untuk mengistirahatkan tubuhnya setelah seharian beraktivitas, tetapi sayangnya hal itu tidak berlaku untuk Icha, wanita itu