icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Istri pilihan sang CEO.

Bab 3 Sang penerus

Jumlah Kata:1105    |    Dirilis Pada: 09/06/2022

ada di hadapannya menggunakan pulpen, Pikirannya menerawang jauh mengingat kembali kejadian beberapa jam lalu, Bukan Soal meeting nya

n itu, sampai membuatnya begitu ketakut

to

ntu itu, " Masuk." Pintanya pada orang yang ada di balik p

ak lain adalah Sekertaris nya. " Permisi Pak ini ada beberapa berkas yang harus

Pamit sang

kas yang baru di antar Sekertaris nya, iya membaca dan menimbang-nim

ee

bih dahulu, Lelaki itu sudah bisa menebak siapa yang datang." Ad

jangan terlal

yaan yang sama, matanya tidak sedikit pun berpi

erti ini, ya bisa di bilang terlalu serius menjalani hidupnya." Iyad! aku Cuma mau kasih tahu kamu, Tadi Tante telpo

dari 2 bersaudara, Kakaknya Perempuan. Sedangkan Lelaki yang duduk di hadapan

tu pasti aku pulang." Riyadh pun menutup berkas-berkas yang telah iy

Ta

! karena aku yakin, Mama akan

salahnya kamu nurut apa kata Tante." Dimaz me

nekan tombol telpon yang terhubung dengan meja Sekertarisnya." L

n, Jika kamu tidak kerja sehari." Dimaz berdiri dari duduknya, kemudian melangkah k

an karena pengen cepat-cepat memiliki cucu darinya. Itu sungguh tidak mungkin sebab kakaknya sendiri su memiliki 4 orang Anak, 2 laki laki dan 2 lagi perempuan. Sunggu

==

sok pun mereka sudah siapa, walaupun Sedikit grogi karena baru pertama kali mereka berkerja sam

Mimi meminta kepastian dari Icha berharap Sahabatnya itu berubah pikiran. Sebab Semua desain yang mereka bawa untuk meeting beso

kita gagal, berarti itu be

an seperti tadi." Nadia pun ikut memberi saran

usah

Timpal N

ain aja bodoh amat." Ucap Mimi dengan ketus

dan kedua sahabatnya, memutuskan memasak makan

ayang." Tanya Ayah Rifky Dengan ramahnya ketika dia mengha

sanya siang udah di rumah." Bukannya menjaw

ah Rifky." Kamu tuh ya cha, Ayah baru pulang bukannya nyediain air pu

ayah yang jelas-jelas Anggota polisi aja n

ko! lagian Icha udah biasa s

kaya gitu, Weekk." Ucap Icha sembari menjulurka

itu, Iya bersyukur kedua Anak ini mau menerima Icha disaat orang lain menghinanya, walaupun me

makanan sederhananya di meja makan sedan

ama." Icha dan Mimi pun mengangguk, ketiganya kembali ke kamar Icha. Mimi

Ayahnya terlebih dahulu, barulah ia dan kedua sahabatnya. Selama makan malam tidak ada yang bercerita. bukan karena m

Icha dan Ayah sudah menahan mereka berdua untuk tidur disini, tet

Akan memilih untuk mengistirahatkan tubuhnya setelah seharian beraktivitas, tetapi sayangnya hal itu tidak berlaku untuk Icha, wanita itu

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka