MENGEJAR MIMPI KE NEGERI SAKURA
at. Aku bakal ikut tes itu, wal
rus ngoceh meyakinkan kedua sahabat. Sedangkan, tangannya masi
tup, ketiga pelajar itu masih si
ho Alloh swt ada pad
a, ketika Rana punya niat untuk melakukan sesuatu, selagi itu da
a ini karena Alloh,
kinan mata sayu Rana, menat
an tekad karena hawa nafsu itu be
sudn
egang semprotan burung berisi cairan pembersih.
dorongan hawa nafsu dan mana kemauan yang dida
yakin
ekerjaannya lalu berjalan ke arah Amoy dan mer
ap baik belum tentu baik di mata A
sama kayak yang
ini bersik
apas panjang d
h. Lupakan du
galihkan topik
Mamamu, Momoy. Bo
engijinkan. Katanya bi
kembali ce
ah, kapan ki
besok, g
Gimana,
lu kembali sibuk dengan pekerjaan
sudah habis. Rencananya, kafe akan dipindahkan di tempat yang lebih dekat dengan s
bikin suasana ruko ini
setiap sudut ruangan k
ya warna dasarnya merah terang, kita mesti cat ulang dengan warna putih dan pastinya bakal bikin
bag
bersilangan di pipi Amoy, kemudian menarik pipi tembem sahabatn
ih mahal g
ah, gadis itu memang agak sen
us wallpaper. Tempatnya di deket rumahku. Nanti aku bisa hubu
berikan
ke
, Amoy bersiap menangkap. Dengan sigat, gadis canti
mirip restoran-restoran Jepang. Kaligrafi basmallah, salam sama doa sebe
ku yang urus, beli di
nd? itu dim
gkan Alif mengetuk-ngetuk
tu kan artinya kakak laki-laki sebut aja aba
rapi. Alif dan Rana berbarengan mengucapkan kat
nah Abang
bil merebut lap
tiga terta
an sebuah kafe. Awalnya Rana, Amoy dan Alif dipertemukan di
unik dan beda. Amoy mendukung. Mereka berdua memulai mela
Bukan hanya direbus tetapi dikukus seperti kue dengan tamba
etapi mereka tidak menyerah dan terus mencoba sampai Mama
l Michan di kelas lewat teman ke teman. Semakin lam
ichan cukup menjanjikan, lalu
sentasikkan di depan Mama Amoy. Bulan April, planning mereka
kat kehidupan warga Desa Kerlap. Bu Maryatun bukan hanya berbisnis, namun membantu perekonomian desa dengan menjadikan
baratkan saham perusahaan. 70% saham Kafe Michan adalah
h keuntungan masing-masing, sebab kerja sama awal
, pas dengan target pasar mereka. Ketiganya sangat berterima kasih kepada Bu Maryatun atas kebaikannya mempersila
akhirnya kafe
afe telah terlaksana berkat kedua sahabatnya dan Bu Maryatun. Bahkan kali ini kafe barunya jauh lebih b
ta undang komunitas 'Barudak Jalanan' buat ngadain s
ut terus dijadikan artikel di koran
a yang setiap saat ja
tuj
s bertubuh gempal itu ketika tersenyu
ita pada anak-anak jalanan berubah menjadi sifat riya. Inget gak kata Ustad
uk Amoy. Gadis itu kemu
dah diingetin!" A
kuasa menahan tawa mel