Obsesi Sang Pewaris Takhta
eberapa pengawal sudah menunggu di luar mobil. Saat ini ia sudah berada di dep
aikan untuk putrinya. Yang dia pedulikan hanya urusan harta dan juga mahar yang akan ia berikan kepada gadis itu. Jika bukan karena Dera, dirinya sudah barang tentu akan menyingkirkan manusia serakah seperti Hadi Widjaya, tapi ti
ngannya. Pintu utama rumah budhe Dera sudah dibuka lebar meski tidak terlihat ada orang di dalamnya
yang terbuka. Tangannya terangkat untuk mengetuk pintu kokoh yang terbuat dari kayu jati itu dengan keras. Untuk ukuran manusia normal mungkin ketukan itu tidak akan menimbulkan bunyi yang terlalu keras menginga
gan anggun keluar dari pintu di bagian dalam ruang tamu. Senyumnya ramah menyambut Deni dan rombongannya. Ia pun
wanita itu, ia menduga bahwa dia a
sementara pengawalnya yang lain berdiri berjajar di teras setelah meletakk
idjaya masuk ke dalam ruang tamu diikuti oleh is
ak buahnya secara bergantian kemudi
batangan dan surat tanah yang telah ditata rapi oleh anak buahnya dalam sebuah kotak dengan tutup transparan. Tak hanya Hadi, istrinya-Diana-pun terlihat puas dengan s
arah adik dan juga adik iparnya dengan raut waswas. Menurutnya hal itu terlalu berlebihan jika hanya digunakan sebagai ses
-basi Deni menyatakan niatnya untuk mempersunting Dera. Sesuai dugaannya, Hadi memanfaatkan kesempatan itu untuk memerasnya. Pria serakah itu mengajukan syarat yang tidak sedikit dengan alasan Dera adalah putri semata wayang yang ia punya. N
ng Deni berikan kepada Hadi sebagai syarat sama se
mpir tidak menyimak obrolan itu dan menjawab sekenanya saja. Matanya terus tertuju ke arah pintu yang mengarah ke dalam rumah,
k dengan empat puluh menit. Pada menit ke tiga puluh enam, kesabaran Deni be
memiliki darah bangsawan dan bergelar Raden atau mendengar ocehan tentan
ak merasa khawatir karena dirinya memiliki senjata ampuh untuk membuat pria kaya raya itu tak berdaya, yaitu putrinya. Ia tahu Deni sangat mendambakan
na di hadapan Anda. Tentu Anda tidak ingin dia muncul di sini hany
saya bisa mendapatkan apa saja yang saya kehendaki dengan cara apa pun." Tidak ada nada ramah dalam suaranya. Bahkan dari dinginnya setiap intonasi yang ia tekankan sep
angkit diikuti oleh
tuk berdandan." Hadi gelisah di tempat duduknya. Tatapan tajam Deni belum juga beralih dari arahny
trimu dengan cara yang terhormat. Jika tidak, kau mungkin
sama putrinya agar dirinya bisa terhindar dari vonis mati yang bisa datang padanya kapan saja. Ia pun mengembuskan napas lega karena Tuhan
iga putrinya, kemudian Diana
mencuri hatinya. Ada kelegaan dan juga kebahagiaan yang terpancar dari w
ntara seluruh udara dalam paru-parunya seakan tersedot keluar membuat napasnya sesak. Jantungnya pun b
an pegunungan, lautan dan padang rumput yang asri berdua. Namun, serak batuk Brian yang tiba-tiba membuat dirinya terbangun
likan diri, Tuan." Brian
sis pelan. "Tutup mulu
jika tuannya bersikap seperti itu hanya untuk menutupi rasa gugup karena bertemu dengan gadis pujaan. Maklum saja, m
mana hatinya terasa mengembang seperti balon serta ribuan semut menggelitik perutnya. Apalagi saat tatapannya tertuju pada mata sayu Dera yang telah sukses meluluh lant
*