Ada Cinta Di Pesantren
dihkan dan tidak memiliki siapa pun di dunia ini lagi, pria yang k
ya bekerja di desa hanya mengulik sawah, aku sempat mengira bahwa pria itu akan baik dan setia kep
n aku percaya kepadanya bahwa ia bisa mengatur perusahaan dengan sendirinya. Namun, beberapa kali perusahaan men
aku bisa dibegal di sini, dan mati dengan sendirinya. Hidup pun aku gak punya tujuan lagi, aku gak memiliki siapa pun bahkan sahabat-s
na yang ku pikirkan hanyalah membunuh diriku sendiri dan meningga
aku pikir hanya aku satu-satunya di hatinya, namun nyatanya, ia m
n diri ke mobil tersebut, semoga saja ini cara satu-satunya agar aku bisa membu
mendekat, aku pun menambar
r
ara tubrukan, dan aku terpintal ke asp
sa aku pertahank
*
ak mati saat ini. Semoga saja ini siksaan, dan aku harus menerima s
hat langit-langit kamar, langit-lan
enyadarkan kepalaku, apa ini surga atau neraka? Itu lah pi
an seseorang di sampi
ni berdiri disampingku, dan ada wanita tu
eraka? Apakah mereka utusan Allah untuk memasukkanku? Apakah m
enakan jilbab syari yang besar dan menutupi semua bagian atas tubuhny
wanita tua yang duduk disampingku. Apakah dia ibuku yang sudah meninggal dan dat
iliki, aku memeluk wanita tua
uar dari kamar dan meninggalkan kami. Sebena
i rambutku, aku gak pernah menyangka akan ada di pangkuan orang lain dan orang
melepaskan pelukanku dan menatap wajahnya. Mengapa wajah
pipiku, dan mengelusnya, ia te
dimana? Surga atau neraka?" t
eninggal," ja
hat sekeliling kamar, aku her
rtinya Allah menginginkanmu tet
, ken
llah saya
aya? Saya gak pernah mendapatkan keadilan sem
yeka ai
iliki rencana akan membahagiakanmu nantinya," jawab wanita itu. "Perkenalkan na
Ummi itu memelukku dan menepuk punggungku, tepuk
nangis, Na
elepaskan pelukannya dan menyeka airmataku. "Aku di ce
mbunuh diri karena kam
ergi. Dan, saya tidak memiliki siapa pun lagi. Saya hanya memiliki s
cincin nikahku itu, semenjak aku menikah aku memang gak pernah melepasnya. Setiap kali melihatn
at sampai kamu ingin mengakhirinya sekarang juga," terang Ummi membuatku menundukkan kepala. "Ummi yakin bahwa entah sekali atau dua kali, pikiran untuk mengakhiri hidup pernah terlintas di benak setiap orang. Atau setidaknya, per
belum berakhir. Lalu, mengapa semuanya sangat berat? Allaj memang pernah memberiku kebah
, Ibu pasti udah di surga, dan gak lama setelah ia pergi, Ayah
. Jangan gegabah, dan ingat bahwa ini bukan waktunya kamu menyerah. J