Takdir Cinta Sang Mafia
kerja bukan untuk ditarik seperti ini" Anisa tidak
in menyesal." Kilat kemarahan terpancar Diwajah Bella,
g dipanggil bos melihat itu sangat
Anisa sehingga ikatan rambut terurai. Anisa terperanjat dengan perlakuan lelaki
ama" Anisa tejerambab kelantai, darah mengucur dari sudut bib
tahkan anak buahnya untuk membawa Anisa. Dia diseret ke sebuah tempat,dengan sisa te
etika cengkraman di tubuhnya terlepas dengan tertatih dia berlari kearah luar
h jika nasibnya berakhir malam itu. Seorang pemuda turun ketika melihat Anisa tersungkur. Ia memegang bahu Anisa. Se
ya!" Anisa bersimpuh dikaki pemuda ters
un membasahi bumi. Anisa masih bersimpuh, tidak p
menarik tubuh Anisa dan
memberontak namun sia sia. Pemuda tersebut
umur hidup tidak mau ia lihat lagi, ia melihat salah satu wanita y
rangan kesakitan keluar dari mulut wanita tersebut. Ia juga mengambil sebotol minuman dan merecoki ke mulut wanita tersebut kem
bangkai. Anisa bergidik melihatnya, tubuhnya seketika bergetar, hatinya
sesama wanita, sungguh benar benar wanita iblis, ia tidak
supaya preman itu melepaskannya. Namun perkataan Anisa se
ar yang sangat besar, kamar tersebut be
lam kamar menghampiri Anisa namun Anis
ecokinya dengan sebotol minuman keras, salah satu preman mencekik leher Anisa dan mengancam akan membunu
ita keparat. " Anisa meludahi muka Bella. Dia terperan
orokannya, Ingat kata bos buat dia sampai meminum yang diberikan bos. jangan
u, dasar pel*cur." B
ak marah, suaranya parau menggema
gan pertamamu. Hatinya kembali di hempaskan batu Godam yang teramat besar, hati nya mencelus jatuh sejat
u sakiti, kau pikir kau lebih baik? Ingat kau hanya dibutuhkan disaat kau mempunyai kekuatan, jika kau lemah ka
ngin, ia menghidup kan rokok dan menghisap, a
ihati bos, jangan pernah kau bermimpi
is seperti mu." Anisa berbicara seraya menunjuk wajah Bella, entah kebe
lla kembali hendak menampar, namun
perlu bunuh saja aku" Anisa berteria
uk di sofa, hati nya hancur sehancur nya, tidak di sangka paman nya berbuat kejam terhadapnya. Air mata
otik Bastian. Ia datang hanya sekedar minum soft drink tanpa alkohol. Ia sela
uh besar, warna kulit nya yang agak sedikit putih. Pemuda tersebut hanya bergeming s
segar belum tersentuh sama sekali, percayalah." Bastian tahu pemuda ini tida
amu sekali lagi berani membohongiku siap si