Dosa Istri Muda
kahi gadis pilihanmu kan!" T
nikahi Zahra!" t
encintai wanita lain, buk
ma akan keluarkan kamu dari ahli waris kel
nnya, terbukti pada keesokan hari keluarga be
erkumpul untuk membahas pernikahan Affanda dan Zahra. Keputusan semua keluarga
empersiapkan segala sesuatunya baik menu, baju pengantin, penata rias, tempa
a, akan tetapi pendirian sang mama begitu teguh dan sulit untuk di goyahkan. sehingga sang pria berinisiatif untuk menemui wanita yang akan menjadi calon istrinya. Kemudian, dengan mengendarai mobil sport m
istrinya sedang bersiap pergi ke sekolah untuk mengajar. Dengan mempercepat langkah kakinya sang pria mendekati calon istrinya.
a dan menarik gadis itu masuk ke dalam rumah Mariana. Begitu berada di dalam r
maksud kedatanganku kesini, Ah! Jangan pura-pura bodoh kamu!" teriak sang pria. Dia menampakkan wajah yang begitu resah. Nafasnya membur
ebingungan itu. "Duduk! Aku bilang duduk. Kamu tuli ya? Eh ... da
mata calon suaminya. Dia menuruti perintah sang pria tanpa beran
rlihat tercengang dan aneh. lelaki itu menyusul Zahra
undukkn wajahnya, sementara sang pria menatap ga
ika lawan bicarku menundukan wajahny
rsenyum lalu berkata, "Ada apa Mas?" tutur gadis itu santun. "Kamu sepertinya ingin menerkam orang dengan raut wajah begitu?" lirihnya. "Bicaralah den
menolak perjodohan in
enerima akan dinikahkan de
ang pertama. Tapi bagiku
agar bisa melanjutkan ucap
ncam ku!" erang sang pria. Dia memegang kepalanya lalu berha
a itu, tidak akan pernah terjadi!" hardik Affanda. Dia melotot menatap sang wanita, ma
atinya teriris. Bagi wanita itu ucapan sang pria bak pisau yang memotong urat lehernya. Kilatan
. Namun, tak satu patah kata keluar dari mulut si gadis. Dia hanya mampu teridam, matanya m
ita lain! Apa kau tau, ah! Dirimu siap dimadu! Bersediakah kau menjadi yang kedua?" ej
! Jika kamu bersedia menjadi istri keduaku aku berharap tidak ada p
ngkap lelaki bertubuh kekar itu. Dia menyandarkan kepala
ama calon istrinya, agar gadis dihadapnnya memandang wajahnya yang bicara dan mengerti setiap u
tidak tau siapa orang tuanya. Dengan sukarela dan tulus, Mariana mengasuhnya sehingga menjadi seorang guru.Gadis ini pun merasa berhutang bud
a merasa kesal dan sebal. Lalu dia mengumpat , "sialan! Dasar sial!" sambil keluar dari ruang tamu, dan membanting pintu. Dia
pa wanita itu diam saja,seharusnya dia menolak, perjodohan ini! Bagaimana ak
ela napas, dia berharap semua akan baik-baik saja. Jika benar perjodohan i
Tuhan, dalam menjalani takdir ini!" isak wanita itu s
belum acara pe
terlihat sibuk di ru
ra pernikahan anakmu, kita buat acara tuka
n makan siang, menghentikan kegiat
wanita itu. "Affanda tidak menolak perjodohan ini! Jadi menur
ari Affanda. Mariana menghela napas, dia tidak ingin berdebat dengan wanita itu, karena usulnya tidak diterima. Kemudian sang mertua berkata pada Revina, "Iya, baiklah," sahut wanita yang masih
an mereka harus di langsun
nggu ke
hra pada akhirnya terlaksan
ulu mengucapk
i menampung air mata yang menetes jatuh bak air hujan. Mungkin orang berpikir wanita itu bah
besarkannya itu bahagia, dia ikut merasa lega, karena telah bi
batan sedikitpun. Wanita yang telah menyandang gelar mertuanya itu mendekati sang menantu. Dia memeluk erat w
u yang lucu dan banyak, agar keluarga Gerald bertambah jumla
han karena merasa sebatang kara, namun, masih ada yang rela menerima gadis tanpa orang tua seperti dirinya sebagai menantu. Hal tersebut
ayang!" bala
ingin merasakan kebahagiaan dengan suasana kamar yang telah di dekorasi sedemikian rupa. Sayangnya, semua tidak se
apkan pernikahan ini, begitu juga Z
, Affanda bersiap untuk
elaki yang telah sah menjadi suaminya. Dia m
agi dia sudah menangis karena pe
Jangan menung
api demi menjaga pertanyaan keluarga Gerald, dia berusaha menahan suaminya agar tinggal di kamar mereka. Dirinya melangkah ke hada
n berharap!" ejek lelaki itu, sambil menghindari si gadis yang baru saja dinikahinya. "Pernika
Lalu lelaki itu melangkahi Zahra yang ber
kap sang suami yang begitu menghinanya. Dia m
berbagi keringat dan desahan buat dua insan yang bercint
arena baginya pernikahan adalah sebuah janji suci yang di
kul dadanya yang terasa sakit, lalu dia menangis meratapi nasib dirinya ya
ang dingin sambil masih terisak memeluk bantal guling. Kamar pengantin yang inda