icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Menikahi CEO yang licik

Bab 3 Teman yang Buruk

Jumlah Kata:1095    |    Dirilis Pada: 11/02/2022

an Hilda memang diluar batas. Meskipun dia membawa uang yang sangat banyak, tapi juga ada para wa

kami bisa rusak dan mengenai etalase di toko ini," tegur karyawati tersebut. Padahal karyawati itu sudah sangat i

aku tidak punya uang yang cukup untuk membeli sepatu

, pergi meninggalkan tempat itu deng

ndahkan Hilda. Mereka sangat jengkel dengan sikap Hilda yang menurut mereka terlalu sombong

eperti seorang diktator yang memaksa budak untuk bekerja. Orang kaya buk

uang. Bahkan dia tidak membeli satupun barang di si

glomerat yang dapat membeli gedung

R

erapa orang wanita masuk ke dalam toko itu sambil

g di sini?! kalian harus membayarnya!" ser

a, dan kalian juga harus dibel

i toko ini dikunjungi oleh orang-orang

gambil semua sepatu di situ. Namun bukannya berhasil, mereka malah

u tidak berhak untuk menggendong

erjakan di sana! wanita menjijikan seperti kalian tidak perlu berlaga

an kejadian itu di dalam mobilnya menyunggingkan senyuman sinis, dia merasa sangat sen

ngar

ilah ke

a. "Bagaimana rasanya dihina hingga tak lebih berharga daripada kotoran? kalian semua dulu memperlakukan aku seperti itu. Sekarang aku sudah berkuasa dan datang kembali u

mana-mana. Mulai dari membeli toko secara tiba-tiba, menjual orang ke rumah bordil, mem

tersendiri bila bisa melakukan kekerasan pada orang lain. Ent

k ditangkap atas per

raan rakyat malah berujung menjadi kesenjangan sosial karena masyarakat yang tidak bisa mengimbangi perubahan global

bahan itu condong pa

itu lah yang bisa hidup tenang dan nyaman. Tidak peduli nyawa siapa yang dipertaruhkan bila orang itu

telah dijual oleh Hilda itu. Entah mereka akan dipekerjakan paksa sampai me

memiliki uang, bila orang itu tidak punya ua

irkan mobilnya di salah satu resort mewah. Banyak se

engan angkuh, selangkah demi selangkah di

a ingin bertemu dan berbincang dengan para sosialita kelas atas yang juga meru

enit. Kami sudah mengocok kartunya,"

r membosankan," cibir Hilda. Tatapannya telrihat seperti sedang menghina dan juga m

-kata, tidak peduli apakah perasaan lawan b

lagi kartu yang ada di tangan mereka. Dengan gerakan perlahan mereka meletakkan kembali kartu

rena satu atau dua hal. Yang pasti, mereka ingin

inannya dari awal. Tolong

dian memungut semua kartu yang ada di situ. Kemudian dia me

m orang yang ada di situ, mere

sing memegang kartu milik mereka. Dengan

up kemungkinan kalau itu adalah pengecoh untuk membuat musuh berpikir kalau

anita itu te

ngan material, mereka berjudi unt

tentunya untuk si pemenang taruhan tersebut. Entah itu untuk urusan bisnis, a

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka